Arsenal Menyerah di Tangan Inter Milan, Mikel Arteta Kecam Kepemimpinan Wasit

skorbolaindonesia

skorbolaindonesia.com – Pertandingan sengit antara Arsenal dan Inter Milan dalam laga Liga Champions pekan ini berakhir dengan kekalahan menyakitkan bagi tim asuhan Mikel Arteta. Dalam duel yang berlangsung di Stadion San Siro, Arsenal harus mengakui keunggulan Inter Milan dengan skor tipis 2-1. Kekalahan ini tidak hanya mencoreng performa apik Arsenal selama fase grup, tetapi juga memunculkan perdebatan panas terkait kepemimpinan wasit yang dianggap kontroversial.

 

Mikel Arteta, pelatih Arsenal, secara terbuka melayangkan kritik keras terhadap keputusan wasit yang menurutnya tidak adil dan berdampak besar pada jalannya pertandingan. Berikut adalah ulasan lengkap dari pertandingan tersebut, mulai dari jalannya laga, momen kontroversial, hingga reaksi Arteta yang menjadi sorotan.

Mikel Arteta

Babak Pertama: Arsenal Dominan, Inter Milan Efektif

 

Pertandingan dimulai dengan intensitas tinggi dari kedua tim. Arsenal, yang turun dengan formasi andalan 4-3-3, tampil percaya diri. Martin Ødegaard, sebagai motor serangan, beberapa kali memberikan umpan matang kepada Bukayo Saka dan Gabriel Jesus. Di sisi lain, Inter Milan yang dipimpin oleh Simone Inzaghi, mengandalkan pertahanan solid dan serangan balik cepat.

 

Meski Arsenal menguasai 65% penguasaan bola di babak pertama, Inter Milan justru mencetak gol lebih dulu. Lautaro Martinez memanfaatkan celah di lini belakang Arsenal pada menit ke-25, setelah menerima umpan terobosan dari Hakan Çalhanoğlu. Sepakan Martinez yang keras ke sudut bawah gawang membuat Aaron Ramsdale tak berdaya. Skor 1-0 untuk Inter.

 

Arsenal mencoba bangkit dengan meningkatkan intensitas serangan. Pada menit ke-38, Bukayo Saka dijatuhkan di kotak penalti oleh Alessandro Bastoni. Namun, wasit tidak memberikan penalti, meskipun tayangan ulang menunjukkan kontak yang cukup jelas. Keputusan ini langsung memicu protes dari pemain Arsenal, tetapi wasit bergeming. Babak pertama pun ditutup dengan keunggulan Inter.

 

Babak Kedua: Kontroversi Penalti dan Gol Arsenal yang Dianulir

 

Memasuki babak kedua, Arsenal langsung tancap gas. Usaha mereka membuahkan hasil pada menit ke-52 ketika Gabriel Jesus mencetak gol lewat tendangan keras dari luar kotak penalti. Namun, gol ini dianulir oleh wasit setelah tinjauan VAR yang menyatakan bahwa ada pelanggaran kecil oleh Declan Rice sebelum gol tercipta. Keputusan ini membuat para pemain Arsenal semakin frustrasi.

 

Momen kontroversial kembali terjadi pada menit ke-65 ketika Inter Milan mendapatkan penalti setelah Lautaro Martinez dianggap dilanggar oleh Gabriel Magalhães di dalam kotak penalti. Tayangan ulang menunjukkan bahwa kontak tersebut sangat minim, tetapi wasit tetap pada keputusannya. Hakan Çalhanoğlu yang menjadi eksekutor penalti dengan tenang mencetak gol, membawa Inter Milan unggul 2-0.

 

Arsenal akhirnya berhasil memperkecil kedudukan pada menit ke-78 melalui gol Leandro Trossard. Namun, meskipun terus menekan hingga akhir pertandingan, mereka gagal mencetak gol penyama kedudukan. Laga pun berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk Inter Milan.

 

Reaksi Mikel Arteta: Kecaman Terhadap Wasit

 

Setelah pertandingan, Mikel Arteta tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit. Dalam konferensi pers, ia secara terang-terangan menyatakan bahwa keputusan wasit sangat merugikan Arsenal.

 

“Saya tidak pernah ingin menyalahkan wasit, tetapi apa yang terjadi malam ini sulit diterima. Ada dua momen penting yang benar-benar merugikan kami, yaitu penalti yang tidak diberikan untuk Bukayo Saka dan penalti yang diberikan kepada Inter Milan. Jika Anda melihat tayangan ulang, saya yakin semua orang akan setuju bahwa keputusan itu salah,” ujar Arteta dengan nada tegas.

 

Ia juga menyoroti penggunaan VAR yang menurutnya tidak konsisten. “Kami berbicara tentang teknologi yang seharusnya membantu wasit membuat keputusan yang adil. Tapi nyatanya, VAR malam ini hanya digunakan untuk mendukung Inter, sementara insiden yang melibatkan kami diabaikan begitu saja,” tambahnya.

 

Dampak Kekalahan Bagi Arsenal

 

Kekalahan ini membuat posisi Arsenal di klasemen grup menjadi lebih sulit. Mereka kini berada di peringkat kedua, tertinggal tiga poin dari Inter Milan yang kokoh di puncak. Dengan dua pertandingan tersisa, Arsenal harus memenangkan kedua laga tersebut untuk memastikan kelolosan ke babak 16 besar.

 

Selain itu, kekalahan ini juga dapat mempengaruhi mental para pemain Arsenal yang sebelumnya berada dalam tren positif. Arteta harus bekerja keras untuk memulihkan kepercayaan diri timnya, terutama menjelang pertandingan berat di liga domestik.

Baca Juga:

Inter Milan: Tim yang Sulit Dikalahkan

 

Di sisi lain, Inter Milan sekali lagi membuktikan bahwa mereka adalah salah satu tim terbaik di Eropa saat ini. Dengan pertahanan yang solid dan serangan balik yang mematikan, mereka mampu mengatasi tekanan besar dari Arsenal. Simone Inzaghi memuji anak asuhnya yang tampil disiplin sepanjang pertandingan. “Kami tahu Arsenal adalah tim yang kuat, tetapi kami berhasil meredam serangan mereka dan memanfaatkan peluang yang ada. Ini adalah kemenangan besar bagi kami,” ujar Inzaghi.

 

Pertandingan antara Arsenal dan Inter Milan menjadi salah satu laga yang paling emosional dalam fase grup Liga Champions musim ini. Arsenal, meski tampil dominan, harus menyerah di tangan Inter Milan akibat keputusan kontroversial dari wasit. Mikel Arteta secara tegas menyampaikan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut, yang nilainya sangat mempengaruhi hasil pertandingan.

 

Kini, tantangan besar menanti Arsenal untuk bangkit dari kekalahan ini dan memastikan kelolosan mereka ke babak berikutnya. Bagi Inter Milan, kemenangan ini memperkuat posisi mereka sebagai salah satu kandidat kuat juara Liga Champions musim ini. Akankah Arsenal mampu membalikkan keadaan di sisa pertandingan? Atau justru Inter Milan yang terus melaju tanpa hambatan? Semua akan terjawab di pekan-pekan mendatang.

 

Ratna Devi adalah seorang profesional di bidang manajemen bisnis dengan pengalaman lebih dari 15 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Ekonomi di Universitas Indonesia, Ratna melanjutkan studi S2 di Universitas Gadjah Mada. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan semangat untuk terus belajar, Ratna telah membangun karier yang cemerlang di berbagai perusahaan ternama di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *