Manchester United Kalah dari Tottenham, Netizen: Udah Gak Ngerti Lagi Sama Ini Tim, Kayak Laga Amal

Manchester United Kalah dari Tottenham, Netizen: Udah Gak Ngerti Lagi Sama Ini Tim, Kayak Laga Amal

skorbolaindonesia – Manchester United kembali menelan kekalahan, kali ini dari Tottenham Hotspur di laga Premier League yang berlangsung di Old Trafford. Kekalahan ini semakin menegaskan inkonsistensi tim asuhan Ruben Amorim, yang musim ini kesulitan menunjukkan performa terbaik mereka. Skor akhir 1-3 untuk kemenangan Tottenham memicu reaksi keras dari netizen di berbagai platform media sosial.

Jalannya Pertandingan

Manchester United sebenarnya memulai laga dengan cukup baik. Mereka menekan sejak menit awal dan berhasil unggul melalui gol cepat Marcus Rashford di menit ke-10. Namun, keunggulan itu tidak bertahan lama. Tottenham membalas dengan serangan balik cepat yang dimanfaatkan dengan baik oleh Son Heung-min di menit ke-25.

Setelah gol penyama kedudukan, Tottenham semakin percaya diri. Dejan Kulusevski dan James Maddison menambah dua gol berikutnya setelah lini pertahanan Manchester United gagal mengantisipasi serangan lawan. Skor akhir 1-3 menjadi hasil yang memalukan bagi Setan Merah di hadapan para pendukung mereka sendiri.

Reaksi Netizen: “Kayak Laga Amal!”

Kekalahan ini memicu gelombang kritik di media sosial. Tagar #UnitedCollapse dan #AmorimOut langsung memuncaki trending topic di Twitter. Banyak penggemar yang mengungkapkan kekecewaan mereka dengan gaya permainan Manchester United yang dianggap tidak punya struktur dan semangat juang.

“Udah nggak ngerti lagi sama tim ini. Mainnya kayak laga amal. Kasih gol ke lawan gampang banget,” tulis seorang netizen di Twitter.

“Amorim bilang butuh waktu, tapi sudah berbulan-bulan dan nggak ada progres sama sekali. Manchester United kayak kehilangan identitasnya,” tambah pengguna lain.

Tidak hanya suporter biasa, sejumlah pandit sepak bola Inggris juga ikut memberikan komentar tajam. Gary Neville, mantan kapten Manchester United, mengatakan bahwa lini tengah tim terlihat kacau dan tidak mampu mengontrol permainan.

Permasalahan di Lini Pertahanan

Kekalahan dari Tottenham kembali menyoroti masalah klasik Manchester United di lini belakang. Raphael Varane dan Victor Lindelof kerap kalah dalam duel udara dan salah posisi saat mengantisipasi serangan balik lawan. Sementara itu, kiper Andre Onana beberapa kali gagal mengantisipasi tembakan jarak jauh.

“Pertahanan Manchester United musim ini benar-benar jadi titik lemah. Koordinasi antar pemain sangat buruk dan lawan bisa dengan mudah menembus kotak penalti,” ujar mantan bek Manchester United, Rio Ferdinand.

Taktik Amorim Dipertanyakan

Ruben Amorim, yang dikenal dengan filosofi permainan menyerang berbasis penguasaan bola, tampaknya kesulitan menerapkannya di Manchester United. Lawan dengan mudah memanfaatkan ruang di lini tengah yang ditinggalkan oleh gelandang serang Manchester United.

“Saya tidak takut dipecat,” ujar Amorim dalam konferensi pers usai laga. “Kami masih dalam proses membangun sesuatu di sini, dan saya yakin hasil akan segera datang.”

Namun, kepercayaan diri Amorim tidak cukup untuk meredam kritik. Banyak pihak menilai pelatih asal Portugal itu terlalu kaku dengan taktiknya dan gagal menyesuaikan diri dengan gaya permainan cepat di Premier League.

Baca Juga:

Analisis Performa Pemain

  • Marcus Rashford: Meski mencetak gol, Rashford terlihat kesulitan saat harus bermain di posisi penyerang tengah. Ia kerap terisolasi dan minim dukungan dari lini kedua.
  • Bruno Fernandes: Sang kapten tampak frustasi sepanjang laga. Umpan-umpannya sering gagal dan ia terlihat beberapa kali melakukan protes keras kepada rekan setimnya.
  • Casemiro: Pemain Brasil ini tidak mampu menjaga kedalaman lini tengah. Kecepatan dan ketahanan fisiknya terlihat menurun drastis.
  • Antony: Kembali tampil buruk dengan minim kontribusi baik dalam bertahan maupun menyerang.

Apa Kata Pandit?

Jamie Carragher dalam acara Monday Night Football menilai Manchester United mengalami krisis identitas.

“Dulu Manchester United dikenal dengan sepak bola menyerang dan pressing tinggi. Sekarang, mereka bahkan tidak tahu cara bertahan dari serangan balik,” ujar Carragher.

Sementara itu, Paul Scholes menyoroti kurangnya kreativitas di lini tengah.

“Bruno Fernandes terlalu sering bermain melebar, sementara gelandang bertahan gagal memberikan perlindungan di depan bek. Ini masalah serius yang harus segera diperbaiki,” kata Scholes.

Langkah yang Harus Diambil

Untuk mengatasi krisis ini, Manchester United perlu segera mengambil langkah nyata. Berikut beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan:

  • Evaluasi Taktik

Amorim perlu meninjau ulang pendekatan taktiknya. Bermain terbuka melawan tim dengan serangan balik cepat seperti Tottenham jelas merupakan kesalahan.

  • Perbaikan Mental Pemain

Pemain terlihat kehilangan kepercayaan diri. Sesi psikologi atau motivasi tim mungkin bisa membantu mereka kembali ke jalur kemenangan.

  • Aktivitas di Bursa Transfer

Membeli gelandang bertahan yang tangguh dan bek tengah yang cepat sangat dibutuhkan untuk memperbaiki struktur pertahanan.

  • Memaksimalkan Pemain Senior

Pemain senior seperti Varane dan Casemiro harus menjadi pemimpin di lapangan, bukan malah menjadi titik lemah tim.

Masa Depan Amorim di Manchester United

Meski mendapat dukungan dari manajemen, posisi Ruben Amorim tidak sepenuhnya aman. Laga-laga berikutnya melawan Liverpool dan Chelsea bisa menjadi penentu nasibnya.

Jika gagal meraih poin dalam dua pertandingan besar tersebut, bukan tidak mungkin manajemen klub akan mengambil langkah drastis.

Kekalahan dari Tottenham menjadi pukulan telak bagi Manchester United dan menambah panjang daftar hasil buruk mereka musim ini. Reaksi keras netizen yang menyebut permainan tim layaknya “laga amal” menjadi cerminan kekecewaan fans terhadap performa tim. Amorim kini menghadapi ujian besar untuk membuktikan bahwa dirinya layak memimpin Setan Merah di tengah badai kritik dan hasil buruk yang terus menghantui mereka.

Ratna Devi adalah seorang profesional di bidang manajemen bisnis dengan pengalaman lebih dari 15 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Ekonomi di Universitas Indonesia, Ratna melanjutkan studi S2 di Universitas Gadjah Mada. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan semangat untuk terus belajar, Ratna telah membangun karier yang cemerlang di berbagai perusahaan ternama di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *