skorbolaindonesia – Dalam dunia sepak bola yang serba cepat, loyalitas dan perasaan mendalam terhadap sebuah klub seringkali muncul justru setelah pemain meninggalkan tempat yang telah menjadi rumahnya selama bertahun-tahun. Hal ini tampaknya dialami oleh Héctor Bellerín, bek kanan asal Spanyol yang menghabiskan lebih dari satu dekade bersama Arsenal.
Baru-baru ini, dalam sebuah wawancara eksklusif bersama media Spanyol, Héctor Bellerín mengungkapkan bahwa ia baru benar-benar menyadari betapa besar dan berartinya Arsenal setelah ia meninggalkan klub London Utara tersebut. Pengakuan ini membuka jendela refleksi terhadap hubungan emosional seorang pemain dengan klub, fanbase, dan identitas yang dibentuk selama bertahun-tahun.
Perjalanan Panjang di Arsenal
Bellerín bergabung dengan akademi Arsenal pada tahun 2011 setelah meninggalkan La Masia, akademi legendaris milik FC Barcelona. Saat itu, ia hanya seorang remaja berusia 16 tahun yang ingin membuktikan diri di kancah sepak bola Inggris.
Setelah tampil impresif di tim muda dan kemudian dipinjamkan sebentar ke Watford, Bellerín mencuri perhatian Arsène Wenger dan akhirnya mendapat debut senior pada tahun 2013. Seiring berjalannya waktu, ia menjadi andalan Arsenal di posisi bek kanan. Dengan kecepatan luar biasa, kemampuan overlap, dan etos kerja tinggi, Héctor Bellerín menjadi salah satu pemain favorit fans.
Selama karirnya bersama The Gunners, ia tampil dalam lebih dari 230 pertandingan, mencetak beberapa gol penting, dan meraih dua gelar FA Cup serta dua Community Shield.
Namun seperti kisah banyak pemain lainnya, masa depan tak selalu berjalan mulus. Cedera panjang, perubahan pelatih, dan kebutuhan untuk mencari tantangan baru membuatnya akhirnya memutuskan untuk hengkang. Setelah masa pinjaman di Real Betis dan kemudian bergabung dengan Barcelona, kini Bellerín bermain untuk Real Betis secara permanen.
“Saya Baru Sadar Betapa Besarnya Arsenal Setelah Saya Pergi”
Dalam wawancara bersama El País, Bellerín berbicara jujur soal perasaannya setelah meninggalkan Emirates Stadium.
“Selama saya di Arsenal, saya selalu tahu bahwa itu klub besar. Tapi saya tidak benar-benar memahami seberapa besar pengaruhnya sampai saya keluar dari sana. Saat saya berjalan di kota lain, atau bahkan di luar negeri, orang-orang mengenali saya sebagai pemain Arsenal, bukan hanya sebagai Héctor Bellerín.”
Pernyataan ini mencerminkan betapa Arsenal tidak hanya menjadi klub sepak bola, melainkan bagian dari identitas seorang pemain. Banyak pemain yang mungkin merasa terjebak dalam rutinitas dan tekanan internal klub, hingga akhirnya mereka baru bisa mengapresiasi apa yang mereka miliki setelah mengambil jarak.
Bellerín juga mengungkapkan bahwa ia sering menerima pesan dari fans Arsenal bahkan setelah ia hengkang. “Itu membuat saya sadar bahwa saya telah meninggalkan jejak. Bahwa saya adalah bagian dari sejarah klub, tidak peduli sebesar atau sekecil apapun kontribusinya,” ujarnya.
Lebih dari Sekadar Klub
Bagi Bellerín, Arsenal bukan hanya tempat bekerja. Ia menyebut klub ini sebagai tempat ia tumbuh bukan hanya sebagai pemain, tapi juga sebagai pribadi. Dalam kurun waktu 11 tahun, ia menyaksikan transformasi klub dari era Wenger ke era Mikel Arteta. Ia juga menjadi bagian dari masa transisi yang sulit, ketika Arsenal gagal lolos ke Liga Champions selama beberapa musim.
Meski demikian, ia tetap setia — bahkan saat banyak pemain memilih pergi untuk mencari peluang di klub yang bermain di Liga Champions, Bellerín tetap bertahan. “Saya merasa punya tanggung jawab moral untuk membantu klub,” ujarnya suatu kali di masa lalu.
Kini, setelah menyaksikan bagaimana Arsenal bangkit kembali bersama Arteta dan kembali bersaing di papan atas Premier League, Bellerín merasa bangga. “Saya bahagia melihat mereka berkembang. Itu seperti melihat rumah masa kecilmu direnovasi jadi lebih indah,” ucapnya dalam wawancara.
Baca Juga:
- Performa Ciamik, Aston Villa Masih Ragu Permanenkan Marcus Rashford
- Francois Letexier: Wasit yang Dulu Bikin Shin Tae-yong Menangis, Kini Giliran Real Madrid Jadi Korban!
Hubungan dengan Fans: Cinta yang Tak Pernah Padam
Salah satu aspek yang paling emosional dari karier Bellerín di Arsenal adalah hubungannya dengan para fans. Dikenal sebagai pribadi yang peka, berpendidikan, dan memiliki minat luas di luar sepak bola (termasuk fashion dan isu sosial), Bellerín menjadi sosok unik yang dicintai sebagian besar pendukung The Gunners.
Meski sempat dikritik oleh sebagian kecil fans karena performanya yang menurun setelah cedera, mayoritas suporter tetap menghargai dedikasinya. Ia tidak pernah berbicara buruk tentang klub, selalu tampil profesional, dan menunjukkan rasa cinta yang tulus terhadap Arsenal.
“Ketika saya kembali ke Emirates sebagai lawan untuk pertama kalinya, saya tidak bisa menahan emosi. Saya berdiri di lorong stadion, dan semua kenangan itu kembali: gol pertama saya, debut saya, hari-hari latihan di London Colney,” kenangnya.
Pelajaran dari Kepergian
Pengakuan Bellerín tentang kesadarannya yang datang “terlambat” memberikan pelajaran penting, baik bagi pemain muda maupun dunia sepak bola secara umum. Di era ketika pemain mudah berpindah klub, dan loyalitas sering kali dikalahkan oleh ambisi atau tekanan finansial, kisah seperti ini mengingatkan kita bahwa sepak bola tetaplah soal emosi, kedekatan, dan nilai-nilai personal.
Pemain bukanlah mesin. Mereka mengalami hal yang sama seperti manusia lainnya: rasa kehilangan, nostalgia, dan pencarian makna setelah perpisahan. Apa yang diungkapkan Bellerín adalah cerminan dari perasaan ratusan pemain yang mungkin tak sempat atau tak berani mengungkapkannya secara publik.
Bellerín dan Masa Depan: Tetap Terhubung dengan Arsenal?
Saat ini Bellerín fokus bersama Real Betis, klub yang juga memiliki tempat spesial di hatinya karena sejarah keluarga dan nilai-nilai lokalnya. Namun ia tak menutup kemungkinan untuk kembali ke Arsenal suatu hari nanti — mungkin bukan sebagai pemain, tapi dalam peran lain.
“Arsenal adalah bagian dari hidup saya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi saya tahu bahwa pintu itu tidak pernah benar-benar tertutup,” katanya.
Bellerín juga dikenal memiliki ketertarikan terhadap dunia manajemen dan pengembangan pemain muda. Tidak sedikit yang memprediksi ia bisa kembali ke Arsenal suatu hari sebagai bagian dari staf kepelatihan atau bahkan duta klub.
Cinta yang Bertahan Setelah Perpisahan
Kisah Héctor Bellerín dan Arsenal adalah bukti nyata bahwa hubungan antara pemain dan klub tidak berakhir begitu kontrak ditandatangani atau diputus. Ia tetap menjadi bagian dari identitas Arsenal — dan Arsenal tetap menjadi bagian dari dirinya.
Dalam sepak bola modern yang sering kali kehilangan sisi emosionalnya karena tekanan bisnis dan hasil instan, pengakuan Bellerín adalah momen langka yang menyentuh. Ia bukan hanya mengenang masa lalunya, tapi juga menghargainya — dan itu membuatnya semakin dicintai.
Sebagai fans, kita sering mengingat pemain dari gol, assist, atau trofi. Tapi dalam kasus Bellerín, yang dikenang adalah kesetiaan, kejujuran, dan koneksi yang tulus. Ia datang sebagai bocah dari La Masia, dan pergi sebagai legenda kecil di hati para Gooners.