skorbolaindonesia – Kabar yang sudah lama menjadi bisik-bisik akhirnya menjadi kenyataan: Xabi Alonso, pelatih muda berbakat asal Spanyol, dikabarkan telah sepakat untuk menggantikan Carlo Ancelotti sebagai pelatih Real Madrid mulai musim depan. Keputusan ini langsung menggemparkan dunia sepak bola, bukan hanya karena status Alonso sebagai legenda Los Blancos, tetapi juga karena transformasi gemilang yang ia tunjukkan bersama Bayer Leverkusen dalam dua musim terakhir.
Artikel ini akan membahas latar belakang keputusan ini, perjalanan karier Alonso sebagai pelatih, alasan Real Madrid memilihnya, serta apa yang mungkin terjadi di era baru Santiago Bernabéu.
Perjalanan Gemilang Xabi Alonso Sebagai Pelatih
Setelah pensiun sebagai pemain pada 2017, Alonso tidak terburu-buru melompat ke kursi pelatih utama klub besar. Ia memulai karier kepelatihannya secara sabar: menangani tim U-14 Real Madrid, kemudian tim cadangan Real Sociedad (Sanse), sebelum akhirnya ditunjuk sebagai pelatih Bayer Leverkusen pada Oktober 2022. Saat Alonso datang, Leverkusen sedang berada di zona degradasi Bundesliga. Banyak yang meragukan pilihannya, tetapi dalam waktu singkat ia mengubah segalanya.
Di musim pertamanya, Alonso membawa Leverkusen finis di zona Eropa dan mencapai semifinal Liga Europa. Di musim keduanya, ia mencatatkan rekor luar biasa dengan membawa Leverkusen memuncaki klasemen Bundesliga hampir sepanjang musim, bermain dengan gaya atraktif, efisien, dan disiplin. Ia dikenal sebagai pelatih yang cerdas, piawai memadukan filosofi penguasaan bola ala Spanyol dengan intensitas tinggi Bundesliga. Hasilnya, Leverkusen bukan hanya menang, tetapi juga memukau.
Kenangan Indah Alonso di Real Madrid
Bagi fans Real Madrid, nama Xabi Alonso bukanlah sosok asing. Ia bergabung ke Real Madrid pada 2009 dari Liverpool dan menjadi pilar penting di lini tengah selama lima musim. Bersama Los Blancos, Alonso meraih satu gelar La Liga, dua Copa del Rey, satu Liga Champions (La Décima pada 2014), dan menjadi salah satu pemain kunci di era José Mourinho dan Carlo Ancelotti.
Alonso dikenal sebagai sosok elegan di lapangan: visioner, disiplin, cerdas membaca permainan, dan menjadi pemimpin alami di ruang ganti. Bagi banyak pengamat, ia adalah salah satu gelandang terbaik generasinya. Kini, setelah hampir satu dekade berlalu, ia kembali ke Bernabéu sebagai pelatih.
Mengapa Real Madrid Memilih Alonso?
Real Madrid bukan klub yang sembarangan menunjuk pelatih. Ada beberapa alasan kuat mengapa Florentino Pérez dan manajemen memutuskan membawa Alonso pulang:
- Karakter Madridista:
Alonso memahami filosofi, budaya, dan tuntutan Real Madrid. Ini penting karena Bernabéu bukan tempat yang mudah bagi siapapun.
- Prestasi sebagai pelatih muda:
Dalam waktu singkat, Alonso membuktikan dirinya sebagai salah satu pelatih muda terbaik Eropa. Ia berhasil memoles pemain muda dan menciptakan tim kompetitif.
- Koneksi dengan pemain bintang:
Sebagai mantan pemain elite, Alonso punya respek alami dari para pemain bintang. Ini penting untuk mengelola ruang ganti Real Madrid yang penuh ego besar.
- Filosofi permainan modern:
Real Madrid menginginkan pelatih dengan pendekatan progresif, dan Alonso menawarkan kombinasi penguasaan bola, pressing, dan fleksibilitas taktik.
Akhir Era Ancelotti
Carlo Ancelotti akan meninggalkan Real Madrid dengan status legenda. Di periode keduanya (2021–2024), ia meraih gelar La Liga, Copa del Rey, Liga Champions, dan Piala Super Eropa. Ancelotti juga dikenal sebagai manajer yang pandai mengelola ego pemain, membangun suasana harmonis, dan membuat Real Madrid selalu kompetitif di Eropa.
Keputusan Ancelotti untuk menerima tawaran melatih tim nasional Brasil membuka jalan bagi pergantian generasi di Bernabéu. Florentino Pérez sudah lama memantau Alonso dan merasa ini adalah momen yang tepat untuk memberi kepercayaan kepada pelatih muda yang penuh potensi.
Baca Juga:
- Lawan West Ham, Ruben Amorim Bakal Lakukan Rotasi Besar-besaran Lagi?
- Real Madrid dan Bayern Munich Berebut Gianluigi Donnarumma, Siapa yang Bakal Menang?
Tantangan Besar Menanti Alonso
Menggantikan Ancelotti jelas bukan tugas ringan. Alonso akan menghadapi sejumlah tantangan besar:
- Mengelola skuad bertabur bintang:
Vinícius Jr, Jude Bellingham, Rodrygo, Federico Valverde, Eduardo Camavinga, hingga Antonio Rüdiger — semua adalah pemain kelas dunia dengan ambisi besar.
- Menentukan masa depan pemain senior:
Apa yang akan terjadi dengan Luka Modric, Toni Kroos (jika belum pensiun), Dani Carvajal, dan Nacho? Alonso harus mengambil keputusan penting terkait transisi generasi.
- Ekspektasi tinggi:
Di Real Madrid, juara La Liga saja tidak cukup. Trofi Liga Champions selalu menjadi tolok ukur.
Beradaptasi dengan tekanan media:
Sebagai pelatih muda, Alonso akan berada di bawah sorotan tajam media Spanyol dan internasional.
Prediksi Gaya Bermain Real Madrid Era Alonso
Berdasarkan performanya di Leverkusen, ada beberapa hal yang bisa diperkirakan mengenai gaya bermain Real Madrid di bawah Alonso:
- Formasi fleksibel: Alonso cenderung menggunakan 3-4-3 atau 4-2-3-1, tergantung lawan.
- Penguasaan bola: Real Madrid kemungkinan akan bermain lebih sabar, membangun serangan dari belakang, dengan kontrol lebih di lini tengah.
- Pressing intens: Alonso suka timnya menekan lawan begitu kehilangan bola, sebuah pendekatan yang bisa menyegarkan Madrid.
- Pemain muda jadi kunci: Dengan skuad muda Madrid yang gemilang, Alonso akan memberi banyak peran kepada pemain seperti Bellingham, Camavinga, Arda Güler, dan Endrick.
Reaksi Dunia Sepak Bola
Kabar kesepakatan Alonso langsung disambut heboh oleh media dan para pengamat:
- Media Spanyol seperti Marca dan AS menyebutnya sebagai “kembalinya pahlawan.”
- Media Jerman menyoroti kehilangan besar bagi Bundesliga karena Alonso adalah salah satu pelatih yang paling disorot di Eropa.
- Eks pemain Madrid seperti Iker Casillas dan Sergio Ramos memuji keputusan klub, menyebut Alonso sebagai pilihan tepat.
- Fans Madrid di media sosial menyambut penuh antusiasme, meski sebagian merasa berat melepas Ancelotti.
Apa Kata Alonso?
Dalam wawancara singkat usai kabar kesepakatan diumumkan, Alonso mengatakan:
“Madrid selalu ada di hati saya. Ini rumah saya, dan saya merasa terhormat mendapat kepercayaan untuk melatih klub sebesar ini. Tentu saya tahu tantangannya, tapi saya siap bekerja keras dan membawa Madrid ke tempat yang semestinya.”
Alonso juga tak lupa memberi penghormatan kepada Bayer Leverkusen:
“Saya berterima kasih kepada semua orang di Leverkusen. Tanpa mereka, saya tidak akan berada di sini sekarang. Kami masih punya pekerjaan musim ini, dan saya akan memberikan segalanya sampai akhir.”
Dampak bagi Bayer Leverkusen
Kepergian Alonso jelas menjadi kehilangan besar bagi Leverkusen. Mereka kini harus mencari pengganti yang bisa melanjutkan proyek ambisius klub. Nama-nama seperti Ralf Rangnick, Julian Nagelsmann (jika tak bertahan di Jerman), atau pelatih muda seperti Sebastian Hoeneß mulai muncul di bursa calon pelatih.
Bagi para pemain Leverkusen seperti Florian Wirtz, Jeremie Frimpong, dan Granit Xhaka, perpisahan ini akan menjadi momen emosional. Alonso bukan hanya pelatih bagi mereka, tetapi mentor yang membantu mereka berkembang.
Kesepakatan Xabi Alonso untuk melatih Real Madrid menandai era baru di Santiago Bernabéu. Dengan kombinasi warisan sebagai legenda klub, reputasi sebagai pelatih muda penuh talenta, dan filosofi permainan modern, Alonso punya semua bekal untuk sukses. Namun, tantangannya juga besar: ia harus menghadapi ekspektasi setinggi langit, mengelola skuad bintang, dan menjaga Madrid tetap di puncak Eropa.
Bagi para Madridistas, era baru ini membawa harapan sekaligus antisipasi. Bisakah Alonso mengulang kesuksesan sebagai pelatih seperti saat ia bersinar sebagai pemain? Jawabannya akan segera kita saksikan dalam musim-musim mendatang.