Fisik Timnas U-23 Ambyar Lawan Korea

Timnas Indonesia U-23, melawan Timnas Korea Selatan U-23 dalam laga terakhir Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2025 di Stadion Gelora Delta

Fisik Timnas U-23 Ambyar Lawan Korea, Gerald Vanenburg: “Mereka Jarang Main di Klub!”

Timnas Indonesia U-23,  melawan Timnas Korea Selatan U-23
Timnas Indonesia U-23, melawan Timnas Korea Selatan U-23

skorbolaindonesia – Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, gak bisa nutupin rasa prihatinnya setelah tim kita kalah tipis 0-1 dari Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Menurutnya, masalah utamanya jelas banget: fisik pemain kedodoran, terutama pas udah masuk babak kedua.

Vanenburg bilang, biang kerok dari masalah ini adalah karena para pemain muda kita kurang banget dapet menit main di klub masing-masing. Jadi, pas ketemu lawan sekelas Korea yang fisiknya kayak banteng, kita langsung keteteran.

Jadi, apa aja sih unek-unek Coach Vanenburg dan solusi apa yang dia tawarkan? Yuk, kita bedah!

 

Babak Kedua Bensin Habis, Gak Bisa Ngotot Lagi

Secara permainan, Vanenburg sebenarnya ngeliat tim udah berusaha maksimal. Tapi, kendala fisik mulai kelihatan banget pas pertandingan masuk menit ke-60.

“Kalau kita lihat pertandingannya, sebenarnya kita udah bisa ngelakuin beberapa hal bagus, cuma belum berhasil aja,” ujarnya.

“Sekali lagi, ini soal fisik. Pemain kita kan di kompetisi (klub) nyaris gak main. Jadi pas lawan tim kayak Korea yang fisiknya bagus banget, di menit 60-an kita udah banyak kendala. Gak bisa bersaing fisik lagi,” jelasnya.

Dia juga nambahin, karena kalah postur, Timnas seharusnya main lebih cerdik pakai bola-bola bawah. “Kalau ngandelin bola atas ya susah, mereka badannya lebih tinggi dan gede,” katanya.

 

Soal Gol Cepat Korea: “Harusnya Bisa Diantisipasi”

Timnas kita sebenarnya punya satu peluang emas di awal laga, tapi justru gawang Cahya Supriadi yang kebobolan duluan di menit ke-7.

Soal gol ini, Vanenburg ngaku ada faktor “apes” juga, tapi dia tetep ngerasa gol itu seharusnya gak perlu terjadi.

“Gol di awal itu ya mungkin ada faktor keberuntungan (buat mereka), tapi seharusnya bisa kita tangkal juga, karena awalnya bola ada di kita,” tambahnya.

 

Solusi Jangka Panjang: Adain Turnamen Usia Muda, Biar Gak Kaget!

Nah, ini dia bagian pentingnya. Biar masalah ini gak keulang terus, Vanenburg ngusulin solusi jangka panjang: Indonesia harus punya kompetisi usia muda yang rutin.

Dia ngasih contoh Korea Selatan, di mana para pemain mudanya punya jam terbang tinggi karena kompetisinya jalan terus setiap minggu.

“Kalau kita lihat contohnya di Korea, mereka punya kompetisi itu. Pemain yang main hari ini (lawan kita), pasti setiap minggunya main terus di sana,” kata Vanenburg.

Menurutnya, ada dua hal yang harus jadi fokus utama:

  1. Peningkatan fisik pemain.
  2. Jam terbang di klub harus ditambah.

“Jadi itu dua hal yang perlu dibicarakan. Satu soal fisik, dan kedua, para pemain ini pas balik ke klub harus dapat jam terbang biar pas ada turnamen kayak gini mereka udah siap,” tutupnya.

Intinya, Coach Vanenburg mau bilang kalau bakat aja gak cukup. Tanpa kompetisi yang bagus dan menit bermain yang rutin di klub, fisik pemain muda kita bakal terus jadi PR besar tiap kali ketemu lawan kuat di level internasional. Setuju, nggak?

Leave a Reply