Timnas Futsal Indonesia Kalah Tipis 2-3 dari Latvia

adriansyah-nur

Sayang Banget! Timnas Futsal Indonesia Kalah Tipis 2-3 dari Latvia, Gagal Juara di Kandang Sendiri

 

skorbolaindonesia – Perjuangan heroik Timnas Futsal Indonesia harus berakhir antiklimaks, guys. Menghadapi Latvia di laga penentuan Four Nations Cup 2025, Skuad Garuda harus mengakui keunggulan lawan dengan skor tipis 2-3. Pertandingan yang digelar di Hall Basket Gelora Bung Karno, Minggu (21/9) malam WIB, berlangsung super ketat dan penuh drama hingga detik terakhir.

Kekalahan ini terasa pahit karena Timnas Futsal tampil di hadapan ribuan suporter yang tak henti-hentinya memberi dukungan. Hasil ini membuat Indonesia harus puas finis sebagai runner-up, sementara Latvia sukses membawa pulang trofi juara.

timnas-latvia
timnas-latvia

Sekilas Tentang Turnamen Four Nations Cup 2025

 

Bagi yang mungkin belum tahu, Four Nations Cup 2025 adalah sebuah turnamen persahabatan internasional yang digelar di Indonesia. Ajang ini sengaja dibuat untuk menjadi wadah uji coba dan pemanasan bagi tim-tim peserta sebelum menghadapi turnamen resmi yang lebih besar. Selain Indonesia dan Latvia, dua negara lain yang ikut serta dalam edisi kali ini adalah rival serumpun, Malaysia, dan salah satu kekuatan futsal Asia, Chinese Taipei.

 

Perjalanan Mulus ke Laga Puncak

 

Sebelum laga final ini, perjalanan Timnas Futsal Indonesia di turnamen sebenarnya sangat meyakinkan. Anak asuh pelatih Hector Souto ini sukses menyapu bersih dua laga awal dengan kemenangan. Mereka berhasil menaklukkan Chinese Taipei dengan skor 4-2 di laga pembuka, dan membantai Malaysia dengan skor telak 5-1 di pertandingan kedua. Performa gemilang ini membuat ekspektasi publik sangat tinggi agar Skuad Garuda bisa menyempurnakan turnamen dengan gelar juara di kandang sendiri.

 

Jalannya Laga Final yang Super Ketat

 

Di laga penentuan ini, pelatih Hector Souto menurunkan skuad terbaiknya, dengan Muhammad Nizar di bawah mistar gawang. Pertandingan berlangsung dengan tempo tinggi sejak awal. Namun, Latvia yang tampil disiplin berhasil mencuri gol lebih dulu pada menit ke-13 lewat aksi Viktors Kulepovs.

Untungnya, Indonesia mampu membalas sebelum babak pertama usai. Berawal dari skema bola mati, sang pivot, Israr Megantara, sukses menyambar bola dan mengubah skor menjadi 1-1.

Masuk babak kedua, Indonesia yang didukung suporter fanatik mencoba tampil lebih menekan. Sialnya, justru Latvia yang kembali unggul lewat skema serangan balik cepat. Tertinggal 1-2, Skuad Garuda terus mencoba mengejar. Peluang dari Evan Soumilena dan Samuel Eko sayangnya masih belum bisa mengubah keadaan.

Petaka datang di menit ke-33. Saat kiper Nizar ikut maju membantu serangan, bola berhasil direbut lawan. Viktors Kulepovs yang melihat gawang kosong tak buang-buang kesempatan dan sukses mencetak gol keduanya, membuat Latvia unggul 3-1.

 

Visi Jangka Panjang Pelatih Hector Souto

 

Meskipun gagal juara, turnamen ini menjadi bagian penting dari proyek jangka panjang yang sedang dibangun oleh pelatih asal Spanyol, Hector Souto. Dikenal dengan filosofi permainan yang mengandalkan penguasaan bola dan transisi cepat, Souto menggunakan ajang ini untuk menguji berbagai skema dan komposisi pemain. Tujuannya jelas, yaitu untuk mematangkan tim jelang kompetisi yang jauh lebih penting dan bergengsi, yaitu Piala Asia Futsal AFC.

 

Bukan Sekadar Trofi: Pentingnya Turnamen untuk Ranking & AFC Cup

 

Selain sebagai ajang uji coba, turnamen seperti Four Nations Cup ini punya arti yang sangat penting bagi Timnas Futsal Indonesia. Setiap pertandingan internasional resmi seperti ini akan memberikan poin untuk ranking futsal dunia FIFA. Semakin tinggi peringkat Indonesia, semakin besar peluang untuk mendapatkan undian yang lebih menguntungkan di turnamen-turnamen besar. Oleh karena itu, meskipun kalah, perjuangan di turnamen ini tetap memberikan poin berharga dan pengalaman tak ternilai bagi para pemain sebagai persiapan menuju Piala Asia Futsal.

 

Gol Telat Guntur Belum Cukup

 

Memasuki lima menit terakhir, Indonesia mengambil risiko dengan menerapkan strategi power play, di mana Guntur Sulistyo maju sebagai kiper terbang untuk menambah daya gedor. Strategi ini nyaris berhasil! Saat laga menyisakan 11 detik, Guntur sukses mencetak gol dan mengubah skor menjadi 2-3.

Sayangnya, waktu yang tersisa tidak cukup untuk mencari gol penyama kedudukan. Laga pun berakhir dengan kemenangan untuk Latvia. Meski gagal angkat trofi, perjuangan Iqbal Iskandar dkk hingga detik terakhir patut diapresiasi. Semoga ini menjadi pelajaran berharga untuk jadi lebih kuat di turnamen berikutnya!