Sudah Diduga! Patrick Kluivert Resmi Dipecat dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia
skorbolaindonesia – Berita mengejutkan tapi nggak terlalu kagetin datang dari PSSI. Akhirnya, kontrak pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, resmi diputus di tengah jalan. Keputusan ini diambil setelah mimpi Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 resmi pupus sudah. Dua kekalahan beruntun melawan Arab Saudi dan Irak di putaran keempat kualifikasi jadi penyebab utamanya.
Selama kurang lebih 10 bulan menukangi Garuda, mantan striker legendaris Barcelona ini mencatatkan rekor yang kurang meyakinkan: delapan laga, tiga menang, sekali seri, dan empat kalah. Bagi sebagian pihak, hasil ini jelas di bawah ekspektasi.
Menurut pengamat sepak bola nasional, Ronny Pangemanan (Ropan), pemecatan Kluivert ini bukanlah hal yang mengejutkan. Pasalnya, melihat rekam jejak sang pelatih, nasib serupa memang sering menimpanya.
“Bukan sebuah hal yang mengejutkan. Saya pikir wajar kalau federasi (PSSI) mengambil keputusan itu,” kata Ropan via kanal YouTube Nusantara TV. “‘Kan dia di Adana Demirspor (klub Turki) terakhir sebelum ke Indonesia, itu cuma enam bulan.”
“Di Curacao (timnas) juga sama. Jadi, dia memang (punya rekam jejak) cepat untuk diberhentikan,” imbuh Ropan.

Rekam Jejak Singkat di Mana-mana: Cerminan Karier Pelatih?
Omongan Ropan soal rekam jejak Kluivert memang ada benarnya. Sebelum menangani Timnas Indonesia, karier kepelatihannya di level klub atau timnas senior seringkali tidak bertahan lama. Di Adana Demirspor (Liga Turki) musim 2023/2024, ia hanya bertahan 20 pertandingan sebelum berpisah. Begitu pula saat menjadi pelatih interim Timnas Curacao, masa baktinya juga terbilang singkat.
Padahal, kalau kita ingat masa jayanya sebagai pemain, Kluivert adalah legenda. Gol tunggalnya di final Liga Champions 1995 untuk Ajax, duet mautnya bersama Rivaldo di Barcelona, hingga statusnya sebagai salah satu top skor sepanjang masa Timnas Belanda adalah bukti kehebatannya. Namun,
kesuksesan sebagai pemain top dunia ternyata tidak otomatis menjamin kesuksesan di pinggir lapangan sebagai pelatih.
Kenapa Dipecat? Ropan Beberkan Alasannya
Menurut Ropan, PSSI pasti punya alasan kuat di balik keputusan ini, meskipun kontrak Kluivert sebenarnya baru akan habis pada 2027. Salah satu yang paling disorot adalah rapuhnya lini pertahanan.
“Kalau di putaran ketiga dan keempat (Kualifikasi Piala Dunia) kan kita kebobolan sampai 15 gol,” ujar Ropan. “Memang kita bikin lima gol (lewat Ole Romeny dan Kevin Diks), tapi kemasukan 15 itu banyak banget.”
“Padahal kita punya lini belakang bagus, mewah semua. Tapi, buktinya kalah 1-5 dari Australia dan 0-6 dari Jepang. Terakhir, kalah 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 lawan Irak. Jadi, dari situ mungkin kelihatan pendekatannya agak kurang,” katanya lagi.
Paling Disorot: Taktiknya Dianggap Plin-plan!
Selain soal pertahanan, Ropan juga menyoroti inkonsistensi taktik Kluivert. Pelatih asal Belanda itu dianggap tidak punya pakem formasi yang jelas, padahal sempat meraih hasil bagus saat kembali ke formasi tiga bek warisan Shin Tae-yong.
“Termasuk taktik yang ia lakukan. Itu mungkin yang jadi dasar kenapa kelihatan sulit,” jelas Ropan. Ia merujuk pada dua kemenangan krusial di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) saat Kluivert (kabarnya atas arahan Alex Pastoor) kembali memakai formasi 3-4-3.
“Itu yang meloloskan Indonesia kan, ketika dia mengembalikan pola main dengan Justin Hubner, Jay Idzes, dan Rizky Ridho di belakang. Thom Haye dan Joey Pelupessy di tengah. Tapi, pertanyaannya, kenapa dia tidak lakukan itu lagi ketika melawan Arab Saudi? Itu yang jadi tanda tanya besar,” lanjutnya.
“Dengan perubahan-perubahan ini, ya dia kayak plin-plan gitu lho. Tidak konsisten,” cetus Ropan.
Reaksi Fans dan PR Besar PSSI
Pemecatan Kluivert ini mendapat reaksi beragam dari para suporter. Ada yang setuju karena hasil yang dianggap gagal total. Namun, ada juga yang menyayangkan karena proses adaptasi pelatih terputus di tengah jalan. Bagaimanapun, mayoritas sepertinya sepakat bahwa PSSI perlu bergerak cepat mencari pengganti yang tepat.
Kini, PR besar PSSI adalah menemukan sosok pelatih baru yang tidak hanya punya kualitas taktik mumpuni, tetapi juga memahami karakter sepak bola Indonesia dan bisa melanjutkan pondasi yang sudah dibangun sebelumnya. Nama siapa yang akan muncul? Kita tunggu saja.
“Dia mengubah (pola bermain) lagi saat melawan Irak, dan hasilnya (permainannya) jauh lebih bagus… Mungkin itu yang dilihat oleh federasi, yang memang harus mempercepat (pemecatannya). Kalau agak lama akan berbahaya,” pungkas Ropan.