Pelatih Arema Marcos Santos Ternyata Anti-Medsos, Sengaja Hindari Kritik Pedas Netizen

Marcos Santos

Pelatih Arema Marcos Santos Ternyata Anti-Medsos, Sengaja Hindari Kritik Pedas Netizen

 

skorbolaindonesia, di era now, media sosial (medsos) sudah menjadi kebutuhan pokok. Semua orang punya akun, mulai dari atlet sampai pemulung. Namun, tidak demikian halnya dengan pelatih Arema FC, Marcos Santos! Sosok asal Brasil tersebut ternyata sama sekali tidak memiliki medsos, bahkan Instagram yang paling populer di Indonesia!

Fakta unik ini disampaikan General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi. Awalnya, Arema ingin memperkenalkan Marcos di awal musim. Biasanya, akun pelatih atau pemain baru akan ditandai dalam postingan Instagram official Arema. Namun, sang pelatih menyampaikan bahwa dia tidak memiliki akun medsos sama sekali.

Coach Marcos tidak punya media sosial. Jadi, dia bisa menjaga konsentrasinya,” kata general manager yang akrab disapa Inal tersebut.

Marcos Santos
Marcos Santos

Fokus Murni: Untung Besar Jadi Pelatih Anti-Medsos

 

Pelatih asing yang menangani Arema biasanya selalu punya medsos. Bergabung dengan Arema bisa membuat jumlah pengikutnya meningkat drastis. Akan tetapi, Marcos tidak ingin tergiur dengan popularitas di media sosial.

Penerjemah Arema, Claudio de Jesus, juga membenarkan hal ini. Dia mengatakan, “Pelatih kepala tidak punya medsos. Dia fokus dengan apa yang ia kerjakan sebagai pelatih.”

Ada untungnya tidak memiliki akun media sosial bagi Marcos Santos.

  1. Anti-Pujian: Dia tidak hanyut dengan pujian ketika Arema menuai hasil positif. Fokus tetap terjaga untuk memperbaiki kekurangan tim.

  2. Imunitas Kritik: Sebaliknya, fokusnya tidak terganggu dengan kritikan tajam ketika Singo Edan menelan hasil buruk. Ia bisa membuat keputusan taktis berdasarkan analisis tim pelatih, bukan berdasarkan tekanan publik.

Konteks tekanan suporter Arema adalah salah satu yang tertinggi di BRI Super League. Oleh karena itu, filosofi anti-medsos ini adalah strategi psikologis yang sangat cerdas untuk menjaga mental dirinya dan tim pelatih tetap stabil.

Naga303

Prestasi Belum Konsisten: Kritik Seharusnya Membanjiri Akunnya

 

Jika kita melihat prestasi Arema saat ini, ia bisa dibilang belum konsisten. Arema selalu mendapat poin ketika away, namun di sisi lain sudah menelan empat kekalahan saat bermain di kandang sendiri, Stadion Kanjuruhan.

Beberapa waktu lalu, posisi Marcos sempat goyah ketika menelan empat kekalahan kandang secara beruntun. Aremania sempat bertatap muka langsung di Stadion Kanjuruhan. Waktu itu mereka menyampaikan bahwa mereka tidak ingin melihat Arema kalah lagi saat main di kandang.

Andaikan saat itu Marcos memiliki akun media sosial, dipastikan kolom komentarnya dibanjiri kritikan pedas netizen. Namun, hal itu tidak terjadi. Sampai saat ini sang pelatih masih bisa fokus meramu strategi untuk Arema karena salah satunya, dia tidak terganggu dengan kritikan netizen. Ini membuat strategi Marcos Santos Fokus terhadap pekerjaannya terlihat efektif.

Perlindungan Keluarga: Batasan Jelas Antara Kerja dan Kehidupan Pribadi

 

Ada alasan tambahan mengapa Marcos memilih jalan ini. Sayangnya, kritikan tajam dari netizen seringkali melebar hingga ke orang terdekat, seperti keluarga pelatih atau pemain yang bermasalah.

Keluarga sang pelatih bisa merasa lebih aman karena kritikan tersebut tidak sampai ke mereka. Filosofi anti-medsos ini adalah cara Marcos untuk menarik garis batas yang jelas antara profesinya sebagai pelatih dan kehidupan pribadinya.

Meskipun tim kepelatihan lain memiliki akun media sosial, mereka hanya menggunakannya untuk mencari informasi terkini di waktu senggang, bukan untuk berinteraksi langsung dengan publik tentang isu tim. Inilah rahasia Marcos Santos menjaga kestabilan psikologis di tengah tekanan BRI Super League yang sangat tinggi.