AC Milan Adalah Manchester United-nya Serie A!

skorbolaindonesia.com – AC Milan dan Manchester United adalah dua klub besar yang memiliki sejarah panjang dan kejayaan luar biasa di dunia sepak bola. Keduanya berada di puncak piramida sepak bola dunia di era berbeda, tetapi ada banyak kesamaan yang membuat orang sering membandingkan keduanya. Bukan hanya karena prestasi dan reputasi mereka yang luar biasa, tetapi juga karena berbagai dinamika yang terjadi di dalam klub, baik dalam hal manajemen, kebijakan transfer, maupun performa di atas lapangan. Dalam konteks sepak bola Italia, AC Milan sering disebut sebagai “Manchester United-nya Serie A.” Mari kita bahas lebih dalam mengapa kedua klub ini begitu mirip dalam banyak hal.

Serie A

Sejarah Kejayaan dan Kejatuhan

 

AC Milan dan Manchester United sama-sama memiliki sejarah panjang dengan kejayaan luar biasa di level domestik dan Eropa. AC Milan, dengan 7 trofi Liga Champions, adalah salah satu klub tersukses di dunia dalam kompetisi antar klub Eropa. Mereka menikmati era keemasan di tahun 1980-an hingga 2000-an, di mana AC Milan menjadi klub yang sangat dominan di Italia dan Eropa. Dari era Arrigo Sacchi hingga Carlo Ancelotti, AC Milan dipenuhi oleh pemain-pemain bintang seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Marco van Basten, hingga Kaka dan Andrea Pirlo.

 

Begitu pula dengan Manchester United, yang mendominasi sepak bola Inggris di bawah kepemimpinan Sir Alex Ferguson. Mereka meraih 13 gelar Premier League, 2 trofi Liga Champions, dan banyak trofi lainnya dalam dua dekade kejayaan di bawah Ferguson. Seperti AC Milan, United memiliki sederet pemain legendaris seperti Eric Cantona, Ryan Giggs, Paul Scholes, hingga Cristiano Ronaldo.

 

Namun, setelah era kejayaan tersebut, kedua klub ini mengalami periode kejatuhan. AC Milan mulai menurun setelah memenangi Liga Champions 2007. Mereka kesulitan bersaing di Serie A, terperosok ke papan tengah klasemen, dan gagal lolos ke kompetisi Eropa secara konsisten. Hal ini juga disebabkan oleh masalah keuangan dan keputusan-keputusan manajemen yang buruk, termasuk kebijakan transfer yang tidak efektif. Di sisi lain, Manchester United mulai menurun sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson pada 2013. Mereka mengalami kesulitan dalam menemukan pengganti yang tepat, merosot performanya di liga domestik, dan gagal bersaing di Eropa.

 

Pergantian Pelatih dan Manajemen Klub

 

Salah satu kesamaan terbesar antara AC Milan dan Manchester United adalah masalah yang mereka hadapi dengan pergantian pelatih dan manajemen klub setelah era kejayaan. AC Milan mengalami pergantian pelatih yang cukup sering setelah Ancelotti pergi pada 2009. Sejak saat itu, pelatih seperti Clarence Seedorf, Filippo Inzaghi, Sinisa Mihajlovic, hingga Gennaro Gattuso datang dan pergi tanpa ada hasil yang memuaskan. Pergantian pelatih yang cepat dan kurang konsistennya filosofi sepak bola di klub membuat AC Milan kesulitan menemukan stabilitas.

 

Manchester United mengalami situasi serupa setelah Sir Alex Ferguson pensiun. Pelatih seperti David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho, hingga Ole Gunnar Solskjaer datang dengan harapan besar, tetapi tidak ada yang mampu mengembalikan kejayaan United seperti di era Ferguson. Keputusan-keputusan manajemen klub dalam memilih pelatih sering kali dipertanyakan, terutama karena kurangnya visi jangka panjang yang jelas.

 

Masalah manajemen klub juga menjadi sorotan bagi kedua tim. AC Milan sempat dikuasai oleh Silvio Berlusconi selama puluhan tahun, dan meski di era Berlusconi AC Milan mencapai puncak kesuksesan, pada akhir masa kepemilikannya AC Milan mengalami krisis keuangan yang cukup serius. Setelah dijual kepada investor asal Tiongkok dan kemudian diambil alih oleh Elliott Management, Milan mulai kembali menunjukkan tanda-tanda perbaikan, tetapi proses tersebut membutuhkan waktu.

 

Sementara itu, di Manchester United, keluarga Glazer yang mengambil alih klub pada tahun 2005 sering mendapatkan kritik dari para penggemar karena dianggap lebih fokus pada keuntungan komersial ketimbang prestasi di lapangan. Keputusan-keputusan transfer yang tidak tepat, kurangnya komunikasi yang baik antara manajemen dan pelatih, serta kebijakan transfer yang tidak efisien membuat Manchester United sulit bersaing dengan klub-klub elit lainnya.

Baca Juga:

Kesulitan di Pasar Transfer

 

Satu lagi kesamaan antara AC Milan dan Manchester United adalah kesulitan mereka dalam mengelola kebijakan transfer di era modern sepak bola. Keduanya pernah menjadi destinasi impian bagi pemain-pemain top dunia, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, mereka sering kali gagal mendatangkan pemain bintang yang bisa langsung memberikan dampak positif.

 

AC Milan, setelah era kejayaan mereka, cenderung melakukan pembelian pemain yang kurang efektif. Mereka mendatangkan banyak pemain yang diharapkan bisa mengubah nasib klub, tetapi seringkali pemain tersebut tidak mampu memenuhi ekspektasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah pembelian pemain seperti Andre Silva, Gonzalo Higuain, hingga Leonardo Bonucci, yang gagal menunjukkan performa terbaiknya di Milan. Selain itu, Milan juga harus bersaing dengan klub-klub Serie A lainnya yang mulai lebih kuat, seperti Juventus dan Inter Milan, dalam hal kekuatan finansial.

 

Manchester United juga menghadapi situasi yang sama. Setelah kepergian Sir Alex Ferguson, United melakukan sejumlah pembelian besar-besaran, seperti Angel Di Maria, Alexis Sanchez, hingga Paul Pogba dengan biaya transfer yang sangat tinggi. Namun, banyak dari transfer tersebut dianggap gagal karena para pemain tersebut tidak mampu menunjukkan performa yang konsisten atau karena alasan lain, seperti cedera atau ketidakcocokan dengan gaya bermain tim. United seringkali kesulitan menemukan pemain yang bisa memberikan kontribusi langsung, meskipun mereka sudah mengeluarkan banyak uang di pasar transfer.

 

Ratna Devi adalah seorang profesional di bidang manajemen bisnis dengan pengalaman lebih dari 15 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Ekonomi di Universitas Indonesia, Ratna melanjutkan studi S2 di Universitas Gadjah Mada. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan semangat untuk terus belajar, Ratna telah membangun karier yang cemerlang di berbagai perusahaan ternama di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version