skorbolaindonesia.com-Musim 2025/2026 Premier League tidak hanya menghadirkan persaingan sengit di lapangan, tetapi juga membawa sederet regulasi anyar yang cukup mengubah dinamika permainan. International Football Association Board (IFAB), selaku badan pengatur hukum permainan sepakbola, telah mengesahkan sejumlah perubahan aturan yang kini diterapkan di Liga Inggris. Salah satu yang paling banyak dibicarakan adalah aturan Premier League baru mengenai batas waktu delapan detik untuk kiper saat memegang bola.
Aturan ini resmi diumumkan sejak Maret 2025, setelah melalui diskusi panjang dan serangkaian uji coba di kompetisi usia muda. IFAB menilai bahwa penjaga gawang sering kali memperlambat tempo pertandingan dengan menahan bola terlalu lama. Kondisi tersebut membuat lawan kehilangan kesempatan untuk menekan dan merebut kembali penguasaan. Dengan batasan waktu yang lebih ketat, diharapkan ritme pertandingan menjadi lebih cepat, lebih adil, dan lebih menghibur.
Peraturan tersebut mulai berlaku sejak pekan perdana musim 2025/2026. Contoh nyata terjadi saat Tottenham Hotspur menghadapi Burnley pada 16 Juli 2025. Kiper Burnley, Martin Dubravka, tercatat menahan bola melewati batas delapan detik. Sesuai regulasi baru, wasit menghadiahkan tendangan sudut untuk Tottenham. Kejadian ini menjadi sorotan media Inggris, karena merupakan implementasi perdana dari kebijakan anyar tersebut di ajang Premier League.
Namun, aturan Premier League baru tidak berhenti pada persoalan kiper. Ada beberapa regulasi lain yang turut memengaruhi jalannya laga, mulai dari siapa yang boleh melakukan protes kepada wasit hingga ketentuan khusus dalam tendangan penalti.
1. Hanya Kapten yang Boleh Melakukan Protes
Salah satu pembaruan menarik adalah pembatasan interaksi pemain dengan wasit. Mulai musim ini, hanya kapten tim yang diizinkan mengajukan protes resmi. Bila kapten adalah penjaga gawang, maka wakil kapten berhak menggantikan. Aturan Premier League baru ini bertujuan mengurangi kerumunan pemain di sekitar wasit, yang selama ini sering memicu ketegangan. Wasit tetap membuka ruang komunikasi biasa, tetapi untuk keputusan penting, kaptenlah yang menjadi jembatan antara perangkat pertandingan dan rekan-rekannya.
2. Batas 8 Detik untuk Kiper
Regulasi paling mencolok adalah pembatasan waktu kiper dalam menguasai bola. Penjaga gawang yang menahan bola lebih dari delapan detik akan dihukum tendangan sudut untuk lawan. Bila pelanggaran dilakukan berulang, kiper akan mendapat peringatan keras dan berpotensi diganjar kartu kuning. Dengan adanya aturan Premier League baru ini, penjaga gawang dipaksa bertindak lebih cepat sehingga tempo permainan tetap terjaga.
3. Dropped Ball Lebih Jelas
Situasi dropped ball kini memiliki aturan lebih tegas. Jika pertandingan dihentikan di area penalti, bola akan dijatuhkan khusus untuk kiper. Namun bila penghentian terjadi di luar kotak penalti, bola diberikan kepada tim yang terakhir menguasainya. Perubahan ini bertujuan menghindari kebingungan dan memastikan keadilan dalam memulai kembali pertandingan.
4. Sentuhan Ganda Saat Penalti
Regulasi baru juga menyentuh eksekusi penalti. Apabila penendang melakukan sentuhan ganda secara tidak sengaja, maka penalti diulang. Tetapi bila terbukti dilakukan dengan sengaja, lawan berhak mendapatkan tendangan bebas tidak langsung. Aturan Premier League baru ini memastikan integritas momen penalti tetap terjaga.
5. Gangguan dari Luar Lapangan
Gangguan dari pemain cadangan atau staf tim kini dibedakan berdasarkan intensi. Jika gangguan tidak disengaja dan tidak memengaruhi jalannya bola, wasit hanya memberi tendangan bebas tidak langsung. Namun bila dilakukan dengan sengaja, pelakunya langsung diusir dengan kartu merah. Regulasi ini mempertegas disiplin terhadap pihak di luar lapangan agar tidak merusak jalannya laga.
6. Posisi Asisten Wasit Saat Penalti
Perubahan juga berlaku pada posisi asisten wasit. Kini, saat penalti dilakukan, asisten tetap berada di garis samping sejajar dengan titik putih. Sementara itu, pemantauan terhadap potensi pelanggaran kiper selama penalti berlangsung diserahkan penuh kepada VAR. Aturan Premier League baru ini membuat tugas asisten lebih fokus dan mengurangi potensi kerumunan di dalam area penalti.
7. Ambang Batas Pelanggaran
IFAB menegaskan bahwa tidak semua bentuk kontak fisik otomatis dianggap pelanggaran. Beberapa insiden handball maupun kontak badan dinilai masih wajar demi menjaga intensitas permainan. Dengan kata lain, aturan Premier League baru ini mencoba menjaga keseimbangan antara keadilan dan dinamika sepakbola modern, agar pertandingan tetap seru tanpa terlalu sering terhenti.
Latar Belakang Regulasi Baru
Menariknya, konsep pembatasan waktu kiper sebenarnya sudah pernah dibahas lebih dari sepuluh tahun lalu. Namun kala itu, sejumlah operator liga menolak karena dianggap terlalu ekstrem. Kini, dengan adanya studi lanjutan dan dorongan kuat dari IFAB, aturan tersebut akhirnya diterima secara luas dan mulai diterapkan di kompetisi papan atas termasuk Premier League.
Menurut Patrick Nelson, Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepak Bola Irlandia sekaligus anggota dewan IFAB, tujuan utama perubahan ini adalah menciptakan permainan yang lebih adil. “Sepakbola harus dijalankan dengan prinsip keseimbangan. Kami terus mengkaji setiap aturan agar tidak merugikan salah satu pihak dan tetap menjaga esensi permainan,” ujarnya pada 2024 lalu.
Dampak dan Harapan
Dengan adanya aturan Premier League baru, jalannya pertandingan diharapkan menjadi lebih cepat, bersih, dan efisien. Penonton akan mendapat suguhan laga yang lebih dinamis tanpa banyak waktu terbuang. Para pemain pun dituntut beradaptasi lebih cepat, terutama para kiper yang kini berada dalam sorotan besar.
Selain itu, pembatasan protes hanya untuk kapten diharapkan mampu menekan potensi keributan. Wasit juga bisa bekerja lebih fokus tanpa tekanan berlebihan dari kerumunan pemain. Sementara itu, pengaturan ulang soal penalti dan dropped ball membantu menciptakan kepastian yang lebih jelas dalam momen krusial.
Penutup
Premier League musim 2025/2026 bukan hanya soal perebutan gelar, tetapi juga tentang bagaimana aturan baru membentuk wajah sepakbola modern. Dari batas waktu delapan detik untuk kiper, kewenangan eksklusif kapten dalam berkomunikasi dengan wasit, hingga batasan pelanggaran yang lebih realistis, semua perubahan ini diharapkan membuat pertandingan lebih adil sekaligus lebih menghibur.
Bagi penggemar, aturan Premier League baru menjadi topik yang tak kalah menarik dari persaingan tim-tim besar. Setiap laga kini bukan hanya ujian bagi strategi pelatih dan kemampuan pemain, tetapi juga adaptasi terhadap regulasi yang membawa warna baru bagi sepakbola Inggris.