Bosan Impor? Ini 3 Pelatih Lokal ‘Underdog’ yang Layak Pegang Timnas Indonesia U-23!

PSSI Indonesia

skorbolaindonesia – Saat ini, isu soal siapa yang bakal menukangi Timnas Indonesia U-23 sedang hangat diperbincangkan. Memang, PSSI tengah sibuk meracik komposisi terbaik buat skuad Garuda, baik senior maupun kelompok umur. Akan tetapi, jika kita melihat peta kekuatan sekarang, baru Timnas U-20 yang sudah memiliki pelatih tetap, yaitu Coach Nova Arianto.

Sementara itu, posisi pelatih kepala di level U-23 masih lowong. Sebetulnya, sempat beredar kabar bahwa PSSI memiliki wacana menarik, yaitu menunjuk satu pelatih untuk memegang dua tim sekaligus agar filosofinya berkesinambungan. Namun, karena itu masih sebatas rencana, bisa saja di tengah jalan PSSI memutuskan mencari sosok khusus yang fokus 100% mengurus Garuda Muda.

Jika skenario kedua ini yang diambil, rasanya kita tidak perlu jauh-jauh mencari ke luar negeri. Pasalnya, ada stok pelatih lokal yang “segar” dan punya potensi meledak. Bola.com punya tiga rekomendasi nama yang kualitasnya jempolan. Lantas, siapa saja mereka? Yuk, kita bedah satu per satu!

1. Zulkifli Syukur: Mentor Tegas Bermental Baja

Zulkifli Syukur
Zulkifli Syukur

Nama pertama yang paling masuk akal adalah Zulkifli Syukur. Bagi kalian yang mengikuti sepak bola nasional era 2010-an, pasti hafal dengan gaya mainnya yang lugas. Kini, di usianya yang masih sangat muda untuk ukuran pelatih (41 tahun), Zul sudah bertransformasi menjadi sosok mentor yang disegani.

Pertama, ia memiliki pengalaman “dapur” Timnas. Jangan salah, Zul bukan orang baru di lingkup kepelatihan. Ia tercatat pernah menjadi asisten pelatih Gerald Vanenburg dan Indra Sjafri. Oleh sebab itu, dia sudah paham betul kurikulum PSSI ala Filanesia.

Selanjutnya, ia memiliki mentalitas juara. Sebagai mantan pemain, jam terbang Zul di Timnas tidak kaleng-kaleng. Akibatnya, aura kepemimpinannya saat menjadi kapten di klub besar bisa ditularkan ke pemain muda yang seringkali butuh sosok “kakak” yang tegas.

2. Kahudi Wahyu: Si Kalem yang Menghanyutkan

Kahudi Wahyu
Kahudi Wahyu

Nama kedua mungkin terdengar agak asing di layar kaca. Akan tetapi, sosok ini cukup legendaris di kompetisi level bawah (Liga 2 dan Liga 3). Dialah Kahudi Wahyu. Berbeda dengan Zul yang meledak-ledak, Kahudi dikenal sebagai tipikal pelatih kalem namun memiliki pendekatan personal yang asik.

Di satu sisi, ia adalah spesialis pemoles “Batu Akik”. Kiprahnya di liga level kedua sering menjadi omongan karena jago memoles pemain “mentah” menjadi berlian. Selain itu, eks pelatih PSIS Semarang junior ini punya mata elang untuk melihat potensi pemain.

Di sisi lain, ada kabar baik buat PSSI. Saat ini, Kahudi Wahyu berstatus tanpa klub. Dengan demikian, PSSI tidak perlu pusing memikirkan biaya kompensasi jika ingin merekrutnya. Tinggal “bungkus”!

3. Uston Nawawi: Legenda yang Butuh Tantangan Baru

Uston Nawawi
Uston Nawawi

Siapa yang tidak kenal Uston Nawawi? Legenda hidup Persebaya Surabaya ini memiliki CV yang paling mentereng secara teknis. Sayangnya, Uston tampaknya terlalu nyaman menjadi asisten pelatih abadi di Persebaya. Padahal, kemampuannya sebagai pelatih kepala sudah teruji.

Sebagai bukti, ingatlah saat Uston menjadi caretaker Persebaya. Ia berhasil membawa Bajul Ijo tak terkalahkan dalam 5 laga beruntun. Hal ini membuktikan bahwa ia punya kemampuan taktikal mumpuni. Oleh karena itu, rasanya sudah waktunya Uston keluar dari zona nyaman. Memegang Timnas U-23 bisa menjadi panggung pembuktian bahwa ia adalah salah satu pelatih lokal terbaik.


Mengapa Pelatih Lokal Masih Relevan? (Analisis)

Mungkin banyak dari kalian yang skeptis. Namun, data di lapangan menunjukkan bahwa pelatih lokal sedang berevolusi. Berikut adalah alasan mengapa mereka layak diberi kesempatan:

Faktor “Chemistry” dan Bahasa

Timnas U-23 adalah fase transisi krusial. Seringkali, masalah mental menjadi hambatan utama. Dalam hal ini, pelatih lokal seperti Zulkifli Syukur punya keunggulan bahasa. Mereka bisa melakukan pendekatan “dari hati ke hati” yang sulit dilakukan pelatih asing. Terbukti, Indra Sjafri sukses meraih Emas SEA Games 2023 berkat sentuhan personal ini.

Tren Lisensi AFC Pro yang Meningkat

Jangan remehkan wawasan mereka. Uston Nawawi, misalnya, adalah bagian dari gelombang pelatih yang menempuh lisensi AFC Pro. Artinya, materi yang mereka pelajari sudah standar dunia, mulai dari periodisasi taktik hingga sport science. Jadi, stigma pelatih lokal “miskin taktik” sudah tidak relevan lagi.

Keberanian Memainkan Pemain Muda

Nama seperti Kahudi Wahyu besar di kompetisi keras. Oleh sebab itu, mereka terbiasa mengandalkan pemain muda yang “lapar”. Timnas U-23 butuh pelatih yang jeli melihat bakat dari Liga 2, bukan hanya bintang Liga 1. Tentunya, pelatih lokal punya database pemain berbakat yang mungkin luput dari radar pelatih asing.

Opsi Hemat yang Efektif

Mari realistis, PSSI sudah mengeluarkan dana besar untuk pelatih tim senior. Maka dari itu, mengontrak pelatih lokal untuk U-23 adalah langkah strategis. Anggarannya bisa dialihkan untuk try-out ke luar negeri. Lagipula, dengan target level Asia Tenggara, pelatih lokal sudah lebih dari cukup untuk bersaing.

Kesimpulannya, memberikan tongkat estafet kepada pelatih lokal bukanlah ide buruk. Jadi, apakah kalian setuju jika PSSI memberi kesempatan pada salah satu dari tiga nama ini? Tulis pendapat kalian di kolom komentar, ya!