Situasi Panpel Persik Kediri benar-benar rumit. Laga bergengsi bertajuk Derby Jatim melawan Persebaya Surabaya di pekan ke-12 BRI Super League 2025/2026 terancam batal digelar sesuai rencana. Masalahnya, bukan cuma satu, tapi beruntun!
Pertandingan yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, pada 7 November, tidak mendapatkan izin dari Polres Kediri Kota. Lebih parah lagi, upaya mencari home base alternatif di empat kota lain di Jawa Timur juga mentok. Panpel Persik ditolak mentah-mentah! Drama Derby Jatim ini sungguh terlunta-lunta.
Stadion Brawijaya Gagal Total: Nilai Jauh di Bawah Standar
skorbolaindonesia – Keputusan Polres Kediri Kota tidak mengizinkan pertandingan ini bukan tanpa alasan. Pihak kepolisian menilai Stadion Brawijaya, markas kebanggaan Macan Putih, belum memenuhi standar kelayakan. Faktanya, hasil risk assessment (penilaian risiko) menunjukkan tingkat kelayakan Stadion Brawijaya hanya mencapai 42,8 persen.
Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Saputra Ibrahim menegaskan ambang batas minimal untuk menggelar laga Liga 1 adalah 60 persen. “Karena hasilnya hanya 42,8, maka pertandingan Persik lawan Persebaya tidak layak digelar di Kediri. Kami tidak ingin mengambil risiko yang bisa membahayakan keselamatan penonton maupun tim,” jelas Kapolres. Beberapa temuan kritis yang menjadi sorotan utama meliputi pagar pembatas penonton, keterbatasan ruang kesehatan, minimnya sistem CCTV, dan jalur evakuasi yang belum ideal.
Perbaikan Gencat: Mengejar Target 4 November
Ketua Panpel Persik, Tri Widodo, membenarkan bahwa Pemerintah Kota Kediri telah melakukan berbagai perbaikan gencar di Stadion Brawijaya. Pembenahan tersebut meliputi ruang ganti pemain, ruang wasit, area siaran (broadcasting), fasilitas medis, hingga toilet. Mereka juga melakukan pengecatan tribune, pembersihan selokan, pemerataan lapangan, dan perawatan rumput.
Proyek terbaru dan paling vital adalah penggantian lampu LED stadion yang ditargetkan rampung pada 4 November 2025. Panpel Persik berharap perbaikan ini segera selesai. Namun demikian, perbaikan infrastruktur vital seperti pagar pembatas dan jalur evakuasi memerlukan waktu lebih. , tenggat waktu 7 November terasa sangat mepet.
Ditolak Berjamaah: 4 Stadion Kompak Angkat Tangan
Sebagai langkah antisipasi, Panpel Persik juga sudah berupaya mencari stadion alternatif. Mereka telah menjalin komunikasi dengan beberapa pengelola stadion di Jawa Timur. Stadion-stadion itu antara lain Gelora Joko Samudro (Gresik), Gelora Delta (Sidoarjo), Surajaya (Lamongan), dan Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan (Pamekasan). Sayangnya, keempat stadion tersebut kompak menolak permintaan Persik untuk menjadi tuan rumah dalam laga kontra Persebaya.
“Kami sudah melakukan komunikasi di luar Stadion Brawijaya Kota Kediri. Namun hasilnya negatif, karena mendapatkan penolakan dari pihak pengelola stadion di empat daerah tersebut,” papar Widodo. Alasan penolakan ini beragam, mulai dari jadwal yang bentrok (seperti Gelora Delta yang dipakai Deltras), hingga pertimbangan risiko keamanan Derby Jatim yang tinggi. Oleh karena itu, Panpel Persik kini hanya bisa berharap untuk tetap bermain di Stadion Brawijaya.
Animo Suporter Jadi Korban: Persikmania Kecewa Berat
Situasi ini jelas menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan Persikmania. Laga Derby Jatim adalah pertandingan paling bergengsi yang selalu mereka tunggu. Faktanya, animo masyarakat Kediri untuk menyaksikan laga ini sangat tinggi. Musim sebelumnya, pertandingan Persik melawan Persebaya di Brawijaya dapat digelar dengan aman dan kondusif.
Kini, Panpel Persik harus menanggung beban ganda: memastikan perbaikan Brawijaya selesai tepat waktu, dan mencari solusi venue yang sulit didapat. Tri Widodo sangat berharap Pemkot Kediri dapat membantu percepatan perbaikan, terutama pada sektor keamanan seperti pagar pembatas penonton, yang menjadi masalah utama kegagalan risk assessment ini.
Solusi Jangka Pendek: Menunggu Keputusan Operator Liga
Dengan penolakan dari semua stadion alternatif, bola kini ada di tangan operator liga (I.League). Ada tiga kemungkinan skenario yang bisa terjadi untuk laga 7 November:
Izin Khusus di Brawijaya: Jika perbaikan minor dapat diselesaikan dan Panpel memberikan jaminan keamanan ketat, operator liga mungkin memberikan izin bersyarat.
Ditunda (Rescheduled): Laga ditunda hingga Stadion Brawijaya benar-benar lolos standar 60%.
Laga Usiran (Jawa Tengah/Jawa Barat): Jika tidak ada stadion Jatim yang bersedia, operator liga terpaksa menggeser laga ini ke luar provinsi, seperti ke Solo (Stadion Manahan) atau Yogyakarta (Stadion Maguwoharjo).
Apapun keputusannya, laga Derby Jatim ini terpaksa menjadi ujian mental dan logistik terbesar bagi Persik Kediri di BRI Super League musim ini.
