FIFA Sanksi Malaysia, Exco PSSI: Naturalisasi Gak Semudah Itu!

timnas-malaysia

FIFA Hajar Malaysia, PSSI Kasih Komentar Menohok: “Naturalisasi Itu Gak Gampang!”

FIFA coret 8 p emain Naturalisasi Malaysia
FIFA coret 8 p emain Naturalisasi Malaysia

skorbolaindonesia – Kabar heboh datang dari tetangga sebelah! Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasinya baru saja kena sanksi berat dari FIFA. Penyebabnya? Gara-gara dituduh memalsukan dokumen untuk mempercepat proses kelayakan pemain. Sontak, kabar ini langsung jadi bahan omongan panas di dunia maya.

Nggak ketinggalan, Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, ikut memberikan komentar menohok. Lewat Instagram-nya, Arya seolah ingin mengingatkan semua pihak bahwa proses naturalisasi itu bukan jalan pintas yang bisa ditempuh dengan cara instan.

“Tidak mudah melakukan naturalisasi,” tulis Arya, Jumat (26/9/2025). “Karena kita sering kerja sat set akhirnya dikira semua gampang. Ada yang butuh waktu bertahun-tahun hanya untuk 1 pemain,” lanjutnya.

Tangan kanan Erick Thohir ini seolah menyentil pihak-pihak yang mungkin menganggap proses naturalisasi di Timnas Indonesia itu gampang. Ia menegaskan bahwa prosesnya super rumit dan butuh kerja keras.

“Bahkan ada yang tidak bisa melakukannya walau punya kesempatan, karena memang bukan seperti membalikkan telapak tangan. Yuk kita kerja lagi untuk Indonesia,” tutup Arya.

 

Sebenarnya Apa Sih yang Terjadi di Malaysia?

 

Jadi, gini ceritanya. Menurut rilis resmi FIFA, FAM dituduh melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA terkait pemalsuan dan manipulasi dokumen. Intinya, FAM diduga menggunakan dokumen yang “diakali” agar tujuh pemain naturalisasinya bisa cepat-cepat main untuk timnas Harimau Malaya.

Ketujuh pemain ini bahkan sudah sempat dimainkan saat melawan Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027. Setelah laga itulah FIFA menerima pengaduan dan langsung melakukan investigasi. Hasilnya? FIFA menjatuhkan denda Rp7,3 miliar untuk FAM, plus sanksi larangan bermain selama satu tahun dan denda Rp41 juta untuk masing-masing dari tujuh pemain tersebut. Pukulan telak!

 

Program Naturalisasi Malaysia yang Agresif

 

Kasus ini menjadi sorotan tajam karena Malaysia dalam beberapa tahun terakhir memang sangat gencar menjalankan program naturalisasi. Mereka mendatangkan banyak pemain asing yang sudah lama berkarir di Liga Malaysia, seperti Mohamadou Sumareh (pemain naturalisasi pertama mereka), Guilherme de Paula, dan Lee Tuck. Tujuannya jelas, untuk mendongkrak prestasi timnas secara instan. Namun, pendekatan ini sangat berisiko jika tidak dilakukan dengan super hati-hati.

 

Aturan Ketat FIFA yang Tidak Bisa Ditawar

 

FIFA punya aturan yang sangat ketat soal perpindahan status kewarganegaraan pemain, yang tertuang dalam Statuta FIFA Pasal 5. Secara umum, seorang pemain bisa membela timnas suatu negara jika ia lahir di sana, orang tua atau kakek-neneknya lahir di sana, atau ia telah tinggal secara terus-menerus selama minimal lima tahun setelah berusia 18 tahun di negara tersebut. Poin terakhir inilah yang paling krusial dan seringkali menjadi celah yang rawan pelanggaran jika dokumentasinya tidak valid.

 

Beda Pendekatan dengan Timnas Indonesia

 

Kasus Malaysia ini menjadi kontras jika dibandingkan dengan pendekatan yang diambil PSSI di bawah Erick Thohir. Alih-alih menaturalisasi pemain asing tanpa ikatan darah, PSSI lebih fokus pada pemain keturunan. Mereka adalah pemain yang memiliki darah Indonesia dari orang tua atau kakek-neneknya, seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, Ivar Jenner, dan Rafael Struick. Proses ini, meskipun juga rumit, memiliki dasar hukum dan kelayakan yang lebih kuat di mata FIFA.

 

Bukan Kasus Pertama, FIFA Selalu Tegas

 

FIFA tidak pernah main-main soal ini. Sebelum Malaysia, sudah banyak negara yang kena sanksi karena menurunkan pemain tidak sah. Salah satu kasus terkenal adalah saat Bolivia dihukum pada Kualifikasi Piala Dunia 2018. Kemenangan mereka atas Peru dan hasil imbang melawan Cile dibatalkan karena mereka memainkan Nelson Cabrera, yang belum memenuhi syarat tinggal lima tahun. Ini bukti bahwa sekecil apa pun pelanggaran administrasi, hukumannya bisa sangat fatal.

 

Malaysia Ngotot Akan Banding

 

Tentu saja, FAM tidak tinggal diam. Mereka langsung menyatakan akan mengajukan banding. Menurut mereka, semua dokumen sudah diurus secara transparan dan sesuai prosedur. FAM bahkan mengklaim bahwa FIFA sebelumnya sudah memberikan lampu hijau dan menyatakan para pemain tersebut layak bermain untuk Malaysia.

“FAM akan menggunakan semua jalur serta prosedur hukum yang tersedia untuk memastikan kepentingan para pemain serta tim nasional Malaysia selalu terlindungi,” tulis mereka dalam pernyataan resmi.

Kini, bola panas ada di tangan badan banding FIFA. Apakah sanksi akan diringankan, atau justru ini akan menjadi pelajaran mahal bagi negara mana pun yang ingin mengambil jalan pintas dalam membangun kekuatan tim nasionalnya. Kita tunggu saja kelanjutannya!