SofiaAdelia
Bojan Hodak Buka Suara: Aturan 11 Pemain Asing Bikin Liga Indonesia Makin Ganas!
skorbolaindonesia – Persaingan di BRI Super League musim 2025/2026 lagi panas-panasnya! Banyak hasil tak terduga yang bikin nonton bola jadi makin seru. Hal ini diakui langsung oleh pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak. Menurutnya, kualitas kompetisi meroket tajam setelah PSSI memberlakukan regulasi baru soal 11 pemain asing.
Musim ini, setiap klub memang boleh punya hingga 11 pemain asing, dengan tujuh di antaranya bisa main bareng di lapangan. Akibatnya, kekuatan tim-tim jadi lebih merata dan nggak bisa ditebak lagi. Persib sendiri, dengan deretan pemain asing top seperti Adam Przybek, Federico Barba, dan Andrew Jung, merasakan langsung betapa ketatnya persaingan sekarang.
Hodak “Liga Jadi Lebih Bagus, Kualitasnya Naik Drastis”
Bojan Hodak tanpa ragu bilang kalau kehadiran tujuh pemain asing di lapangan bikin setiap pertandingan jadi lebih kompetitif. Kualitas teknik dan taktik jadi jauh lebih baik, bahkan klub yang biasanya di papan tengah kini bisa jadi “pembunuh raksasa”.
“Kalian bisa lihat, liga menjadi lebih bagus tahun ini karena ada tujuh pemain asing (di lapangan). Ini membuat kualitas liga meningkat,” kata Hodak.
Buktinya jelas. Persib, yang statusnya juara bertahan dua musim beruntun, sudah keok dua kali dari tim kuda hitam, Persijap Jepara dan Persita Tangerang. Sementara itu, Borneo FC Samarinda justru tampil menggila dengan menyapu bersih enam kemenangan beruntun di awal musim.
Pedang Bermata Dua Pro dan Kontra Aturan Baru
Keputusan PSSI menambah kuota pemain asing ini memang jadi perdebatan panas. Di satu sisi, argumen Bojan Hodak sangat masuk akal. Kehadiran pemain asing berkualitas memaksa standar permainan naik. Pemain lokal jadi punya tolok ukur baru, pelatih dituntut lebih kreatif secara taktik, dan tontonan untuk suporter jadi jauh lebih menghibur. Liga jadi punya nilai jual yang lebih tinggi di mata sponsor dan media.
Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran besar. Aturan ini dianggap sebagai “kuburan” bagi para pemain muda lokal. Dengan tujuh slot di starting XI yang bisa diisi pemain asing, kesempatan bagi talenta-talenta muda Indonesia untuk unjuk gigi jadi makin sempit. Banyak yang takut kebijakan ini justru akan berdampak buruk bagi masa depan Timnas Indonesia dalam jangka panjang.
Siapa Punya Uang, Dia yang Berkuasa?
Faktor lain yang tidak bisa diabaikan adalah finansial. Merekrut 11 pemain asing berkualitas jelas butuh dana yang tidak sedikit. Klub-klub dengan sokongan dana kuat seperti Persib, Borneo FC, Persija Jakarta, atau Bali United bisa dengan leluasa memaksimalkan regulasi ini. Akan tetapi, bagaimana dengan klub-klub yang kondisi keuangannya pas-pasan? Regulasi ini berpotensi menciptakan kesenjangan yang semakin dalam antara “klub kaya” dan “klub miskin”, yang pada akhirnya bisa merusak keseimbangan kompetisi itu sendiri.
Bukan Cuma Persib, Klub Lain Juga Jor-joran
Peningkatan kualitas ini memang bukan cuma omong kosong. Tengok saja pergerakan transfer klub lain. Borneo FC sukses mendatangkan gelandang serang asal Argentina yang langsung jadi motor serangan. Persija Jakarta juga tidak mau kalah dengan merekrut bek tengah tangguh dari Liga Jepang. Fenomena ini menunjukkan bahwa hampir semua klub serius berinvestasi pada pemain asing, yang secara langsung membuat setiap laga menjadi lebih sulit diprediksi.
Persaingan Makin Ketat, Persib Tetap Pede
Hodak mengakui kalau mempertahankan gelar juara musim ini bakal jauh lebih susah. Menurutnya, kualitas pemain asing yang datang ke Indonesia makin bagus dari tahun ke tahun.
“Ini akan menjadi lebih sulit dari tahun lalu. Setiap tahunnya, setiap tim merekrut pemain asing baru yang lebih baik. Itu kenapa liga meningkat,” jelasnya.
Meskipun begitu, Hodak menegaskan kalau posisi di klasemen sekarang belum menentukan apa-apa. “Kita akan lihat siapa yang menjadi juara di bulan Mei, bukan sekarang,” kata pelatih asal Kroasia itu dengan santai.
Di tengah persaingan domestik yang makin panas, Persib juga tetap fokus di panggung Asia. Mereka tampil menjanjikan di ajang AFC Champions League Two (ACL 2), membuktikan bahwa kualitas skuad mereka memang siap bersaing di level yang lebih tinggi.
Pada akhirnya, suka atau tidak suka, regulasi baru ini telah mengubah wajah liga kita. Lebih seru, lebih berkualitas, tapi juga menyimpan tanda tanya besar untuk masa depan talenta lokal.