Mantap! Jay Idzes Bantu Venezia Sikat Timnya David De Gea & Keluar dari Zona Degradasi

skorbolaindonesia – Di tengah kerasnya persaingan Serie A musim ini, nama Jay Idzes kembali jadi sorotan utama. Bek tengah keturunan Indonesia-Belanda itu tampil luar biasa saat Venezia FC berhasil menumbangkan tim kuat yang diperkuat eks kiper Manchester United, David De Gea, dalam laga krusial pekan ke-36. Tak hanya mempersembahkan kemenangan penting, aksi solid Idzes juga membawa Venezia keluar dari zona degradasi, setidaknya untuk sementara waktu.

Kemenangan ini menjadi penegasan bahwa Venezia, klub yang musim ini berstatus promosi dari Serie B, masih punya napas untuk bertahan di kasta tertinggi sepak bola Italia. Dan di balik perjuangan kolektif tim, performa Jay Idzes menjadi simbol kebangkitan – baik bagi klub maupun dirinya secara pribadi.

Laga Krusial di Stadion Pier Luigi Penzo

Bertanding di hadapan ribuan pendukungnya sendiri di Stadion Pier Luigi Penzo, Venezia menghadapi salah satu laga tersulit mereka musim ini. Lawan yang mereka hadapi bukan hanya tim tangguh yang secara matematis masih mengejar zona Eropa, tetapi juga diperkuat oleh nama besar di bawah mistar: David De Gea.

Sejak menit pertama, laga berjalan intens. Venezia yang biasanya bermain defensif memilih tampil lebih menyerang, sebuah pendekatan berani dari pelatih Paolo Vanoli. Di lini belakang, Jay Idzes tampil sebagai pemimpin. Ia mengomandoi rekan-rekannya untuk menjaga kedisiplinan dalam transisi dan bertahan saat lawan menekan.

Pada menit ke-37, Venezia membuka keunggulan melalui serangan balik cepat. Sebuah sapuan bersih dari Idzes di area pertahanan memulai build-up yang kemudian dikonversi menjadi gol oleh striker andalan mereka, Joel Pohjanpalo, setelah mengelabui De Gea satu lawan satu.

Skor 1-0 bertahan hingga turun minum.

Idzes Jadi Tembok Tak Tertembus

Babak kedua menjadi ujian berat bagi lini belakang Venezia. Tim lawan meningkatkan intensitas serangan dan mendominasi penguasaan bola hingga 65%. Namun Jay Idzes dan partnernya di jantung pertahanan tampil luar biasa. Idzes mencatat 8 sapuan bersih, 4 intersepsi, dan 3 blok tembakan – semuanya krusial di momen-momen genting.

Salah satu momen terbaiknya terjadi di menit ke-75 ketika pemain lawan melepaskan umpan silang rendah yang berbahaya. Idzes membaca arah bola dengan sempurna dan melakukan sliding interception sebelum penyerang lawan menyambar bola di mulut gawang.

Ketika peluit panjang dibunyikan, skor tetap 1-0 untuk Venezia. Para pemain dan suporter bersorak kegirangan. Kemenangan ini bukan hanya memberi tiga poin, tetapi juga membuat mereka keluar dari peringkat 18 dan naik ke posisi 16 klasemen sementara, unggul dua poin dari zona merah.

Peran Kunci Jay Idzes: Pemimpin Baru di Lini Belakang

Jay Idzes, 23 tahun, bukan nama yang tiba-tiba muncul begitu saja. Ia dibeli Venezia dari Go Ahead Eagles (Belanda) pada musim panas 2023 dengan nilai transfer yang cukup rendah. Namun kepercayaan klub terhadapnya mulai dibayar lunas dengan performa yang makin matang.

Sebagai bek tengah yang mengandalkan kecerdasan membaca permainan dan ketenangan dalam situasi tekanan, Idzes dianggap sebagai salah satu pembelian terbaik Venezia musim ini. Dalam laga melawan tim De Gea, Idzes memperlihatkan kualitas lengkap sebagai seorang defender: disiplin, komunikatif, dan berani ambil risiko.

Bahkan, banyak pengamat Serie A yang mulai melabelinya sebagai “the next Stefan de Vrij” karena gaya bermainnya yang mirip dan kemampuannya dalam membaca situasi. Beberapa media Italia seperti La Gazzetta dello Sport memberikan rating 7.5 untuk penampilannya, tertinggi di antara semua pemain belakang di laga tersebut.

Baca Juga:

David De Gea: Gagah tapi Tak Tertolong

Di sisi lain, sorotan juga mengarah pada David De Gea. Eks kiper Manchester United yang bergabung dengan klub Italia tersebut pada Januari 2025 ini kembali gagal mencatat clean sheet. Meski tampil cukup solid dan melakukan beberapa penyelamatan penting, De Gea tak mampu menghentikan gol tunggal Pohjanpalo.

Performa De Gea sejauh ini masih inkonsisten. Meskipun memperlihatkan refleks hebat, distribusi bolanya sering kali membuat lini belakang timnya tertekan. Dalam laga melawan Venezia, beberapa kali umpannya nyaris dibaca oleh pemain lawan, termasuk satu kesalahan yang hampir berujung gol kedua Venezia.

Kekalahan ini menjadi pukulan bagi timnya yang sedang bersaing untuk finis di posisi tujuh besar Serie A demi tiket ke kompetisi Eropa musim depan.

Reaksi Jay Idzes: “Kami Masih Hidup!”

Dalam wawancara usai pertandingan, Jay Idzes menyampaikan rasa bangganya terhadap perjuangan tim.

“Kami tahu ini adalah laga hidup-mati. Semua orang tampil maksimal. Kami tidak sempurna, tapi kami bertarung bersama. Saya senang bisa membantu tim dengan cara saya. Dan kemenangan ini berarti… kami masih hidup!” ujarnya sambil tersenyum lebar.

Idzes juga mengakui bahwa menghadapi pemain sekaliber De Gea menjadi motivasi tambahan bagi para pemain muda Venezia.

“Dia (De Gea) adalah legenda. Tapi kami tidak boleh gentar. Kami respek, tapi kami ingin menang. Malam ini kami membuktikannya.”

Panggilan untuk Timnas Indonesia?

Penampilan Jay Idzes musim ini – terutama dalam laga seperti ini – semakin memperkuat harapan fans Indonesia agar sang pemain bisa segera berseragam Garuda. Sebagai pemain keturunan yang sudah menunjukkan ketertarikan membela Timnas Indonesia, proses naturalisasi Jay sebenarnya sudah lama dibicarakan.

PSSI sebelumnya telah menyatakan bahwa proses administrasi Jay Idzes sudah hampir rampung. Dengan performa konsisten dan kedewasaan bermain di liga sekompetitif Serie A, publik Tanah Air tentu berharap Idzes bisa memperkuat skuad Garuda di ajang besar seperti Kualifikasi Piala Dunia atau Piala Asia.

Pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali, menyatakan:

“Jay Idzes adalah potensi besar untuk Timnas Indonesia. Dia sudah menunjukkan bisa tampil di panggung besar. Jika prosesnya lancar, dia bisa jadi pemimpin lini belakang kita dalam waktu dekat.”

Venezia dan Misi Bertahan di Serie A

Kemenangan atas tim De Gea ini membuat Venezia mengumpulkan 35 poin dari 36 pertandingan – unggul dua poin dari posisi degradasi. Dengan dua laga tersisa, nasib mereka ada di tangan sendiri. Lawan berikutnya cukup berat, yakni menghadapi Torino dan Udinese, dua tim papan tengah yang juga belum sepenuhnya aman.

Pelatih Paolo Vanoli menyatakan bahwa semangat dan solidaritas tim menjadi kunci utama.

“Kami bukan tim dengan nama besar. Tapi kami punya hati besar. Jay (Idzes) dan pemain lain memberikan segalanya. Kami akan bertarung sampai peluit terakhir musim ini,” ujar Vanoli.

Malam Bersejarah untuk Jay Idzes dan Venezia

Kemenangan tipis atas tim yang diperkuat David De Gea bukan hanya soal tiga poin – ini adalah pernyataan bahwa Venezia belum menyerah. Dan di jantung kemenangan itu berdiri Jay Idzes, pemain muda dengan kualitas besar dan ketenangan luar biasa.

Bagi Idzes, ini bisa jadi malam penting yang akan dikenang lama – sebagai batu loncatan menuju panggung yang lebih tinggi. Baik itu di Serie A bersama klub-klub besar, maupun di panggung internasional bersama Timnas Indonesia. Sebuah malam yang mantap… dan mungkin menjadi awal dari sesuatu yang jauh lebih besar.

Ratna Devi adalah seorang profesional di bidang manajemen bisnis dengan pengalaman lebih dari 15 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Ekonomi di Universitas Indonesia, Ratna melanjutkan studi S2 di Universitas Gadjah Mada. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan semangat untuk terus belajar, Ratna telah membangun karier yang cemerlang di berbagai perusahaan ternama di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *