Ruben Amorim Akui Manchester United Memang Bobrok

Ruben Amorim Akui Manchester United

skorbolaindonesia.com -Ruben Amorim Akui Manchester United Memang Bobrok: Tim Terburuk Sepanjang Sejarah.Manchester United kembali mengalami kekalahan memalukan di kandang sendiri, membuat fans semakin frustasi. Kekalahan ini bukan sekadar hasil buruk, melainkan refleksi dari kondisi internal yang kacau dan strategi permainan yang tak jelas. Ruben Amorim, pelatih Brighton yang sukses mengalahkan Manchester United, bahkan mengaku bingung dengan cara bermain Setan Merah yang tidak efektif dan jauh dari standar klub besar.

Manchester United Kehilangan Identitas

Sejak Sir Alex Ferguson pensiun, Manchester United mengalami pasang surut yang lebih banyak didominasi oleh kekecewaan. Pelatih datang dan pergi, tetapi masalah fundamental tetap sama. Amorim menilai bahwa Manchester United saat ini adalah tim yang kehilangan identitasnya. Tidak ada pola permainan yang jelas, pertahanan lemah, dan serangan yang mudah ditebak lawan.

“Saya tidak pernah melihat tim sebesar Manchester United bermain dengan begitu tidak terorganisir. Mereka tampak seperti kehilangan arah dan tidak memiliki pemimpin sejati di lapangan,” ujar Amorim dalam wawancara pasca-pertandingan.

Erik ten Hag dalam Tekanan Besar

Kekalahan demi kekalahan mulai menggerus kredibilitas Erik ten Hag sebagai pelatih. Fans dan pundit mulai mempertanyakan apakah dia benar-benar sosok yang tepat untuk mengembalikan kejayaan United. Meskipun memiliki reputasi bagus saat menangani Ajax, Ten Hag tampaknya kesulitan menanamkan filosofi permainannya di Old Trafford.

Sejumlah faktor yang menjadi sorotan adalah:

 

  • Taktik yang stagnan: Manchester United tampak kehabisan ide dalam membongkar pertahanan lawan.

 

  • Minimnya motivasi pemain: Beberapa pemain tampil tanpa semangat dan determinasi.

 

  • Transfer pemain yang tidak efektif: Beberapa rekrutan terbaru gagal menunjukkan performa yang diharapkan.

Siapa yang Harus Disalahkan?

Masalah di Manchester United tidak hanya terletak pada pelatih, tetapi juga pada struktur klub secara keseluruhan. Manajemen klub yang buruk menjadi akar dari segala masalah. Keputusan transfer yang tidak tepat dan tidak adanya strategi jangka panjang membuat Manchester United kian terpuruk.

Legenda klub, Roy Keane, menyoroti bahwa tidak hanya pelatih yang harus bertanggung jawab atas keterpurukan ini. “Masalahnya lebih besar dari sekadar Erik ten Hag. Ada yang salah dengan struktur manajemen klub. Pemain-pemain yang didatangkan tidak mampu meningkatkan level permainan tim,” kata Keane dalam analisanya di Sky Sports.

Rashford dan Para Pemain yang Kehilangan Performa

Salah satu pemain yang paling disorot dalam kekalahan ini adalah Marcus Rashford. Sebagai salah satu pemain kunci, Rashford justru tampil tidak konsisten. Ruben Amorim bahkan menegaskan bahwa jika dia menjadi pelatih Manchester United, Rashford tidak akan masuk dalam skuadnya.

“Rashford punya bakat luar biasa, tetapi tanpa mentalitas dan kerja keras, itu tidak ada artinya. Sepak bola bukan hanya soal bakat, tetapi juga soal disiplin dan konsistensi,” ujar Amorim.

Selain Rashford, beberapa pemain lain yang dinilai tidak memberikan kontribusi maksimal antara lain:

 

  • Jadon Sancho: Masih belum bisa menemukan performa terbaiknya sejak bergabung dari Borussia Dortmund.

 

  • Casemiro: Gelandang veteran ini tampak kesulitan menghadapi kecepatan permainan lawan.

 

  • Harry Maguire: Meski sempat menjadi kapten, Maguire terus menjadi titik lemah di lini belakang Manchester United.

Brighton Beri Pelajaran Berharga

Brighton, di bawah kepemimpinan Amorim, memberikan pelajaran penting bagi Manchester United. Mereka menunjukkan bahwa dengan organisasi yang baik dan strategi yang jelas, sebuah tim bisa bersaing meskipun tidak memiliki pemain bintang.

Dalam pertandingan ini, Brighton bermain dengan disiplin tinggi, serangan yang efektif, dan semangat juang yang luar biasa. Mereka membuktikan bahwa kerja keras dan kesolidan tim lebih penting daripada sekadar nama besar.

Tantangan Besar di Liga Champions

Manchester United kini menghadapi tantangan besar di Liga Champions, di mana mereka harus berhadapan dengan klub-klub terbaik Eropa. Jika performa mereka tidak membaik, kemungkinan besar mereka akan tersingkir lebih awal dari kompetisi ini. Dengan lawan-lawan berat yang sudah menunggu, Manchester United harus segera menemukan solusi agar tidak semakin terpuruk.

Kekhawatiran Suporter

Para suporter MU semakin kehilangan kesabaran. Banyak di antara mereka yang menuntut perubahan besar dalam struktur kepemimpinan klub. Beberapa kelompok suporter bahkan sudah mulai melakukan protes terhadap pemilik klub, menuntut perubahan signifikan dalam cara klub dikelola.

Seorang suporter setia MU mengungkapkan dalam sebuah wawancara, “Kami tidak ingin hanya mendengar janji-janji. Kami ingin melihat tindakan nyata. Klub ini tidak bisa terus-menerus berada dalam kondisi seperti ini.”

Baca juga
Khvicha Kvaratskhelia Gabung PSG dengan Biaya Transfer Rp1,1 Triliun
Kyle Walker Merapat ke AC Milan: Dua Pemain Sekaligus Tergusur

Apa Selanjutnya untuk MU?

Manchester United tidak bisa terus-menerus terjebak dalam siklus kehancuran ini. Beberapa langkah yang harus diambil jika mereka ingin kembali ke jalur kemenangan adalah:

 

  • Mereformasi manajemen klub – Pemilik klub harus mulai mendengarkan suara fans dan mengubah cara pengelolaan tim.

 

  • Menunjuk pemimpin di lapangan – MU membutuhkan pemain yang bisa memimpin tim dan memberikan inspirasi di setiap laga.

 

  • Merombak skuad – Beberapa pemain yang tidak menunjukkan performa maksimal harus digantikan dengan pemain yang lebih sesuai dengan kebutuhan taktik.

 

  • Mengembalikan budaya kemenangan – Mentalitas juara harus ditanamkan kembali dalam tim.

 

  • Memaksimalkan pengembangan pemain muda – MU memiliki akademi yang kuat, tetapi mereka harus lebih banyak memberi kesempatan kepada talenta muda yang potensial.

Manchester United berada dalam salah satu periode terburuk dalam sejarah mereka. Kekalahan dari Brighton semakin mengonfirmasi bahwa tim ini benar-benar dalam kondisi yang bobrok. Ruben Amorim menilai MU kehilangan arah, dan bahkan menegaskan bahwa ia tidak akan memainkan Rashford dalam skuadnya jika berada di posisi Erik ten Hag.

Kini, tekanan semakin besar untuk segera melakukan perubahan besar. Jika tidak, MU bisa semakin tenggelam dalam keterpurukan dan semakin jauh dari kejayaan yang pernah mereka raih.

Akankah Manchester United bangkit, atau mereka akan terus menjadi bayang-bayang dari kejayaan masa lalu? Semua akan terjawab dalam pertandingan-pertandingan mendatang.

 

Ratna Devi adalah seorang profesional di bidang manajemen bisnis dengan pengalaman lebih dari 15 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Ekonomi di Universitas Indonesia, Ratna melanjutkan studi S2 di Universitas Gadjah Mada. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan semangat untuk terus belajar, Ratna telah membangun karier yang cemerlang di berbagai perusahaan ternama di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version