Bahaya! Skandal finansial klub yang tengah melanda Manchester City berbuntut panjang. Satu di antaranya super besar Inggris itu mampu kehilangan instruktur mereka Pep Guardiola. skor bola indonesia
Eks instruktur Barcelona & Bayern Munchen itu secara eksplisit menyatakan bila beliau tidak akan segan-segan angkat kaki menurut Etihad Stadium. Hal mampu terlaksana bila City sahih-sahih melabrak kesepakatan Financial Fair Play.
Guardiola tiba di City pada 2016. Selama enam tahun kekuasaanya, jurus strategi itu mempersembahkan trofi poli. Koleksi Sang Spanyol diantaranya empat kali kampiun Liga Inggris, empat gelar EFL Cupa, dan 2 trofi FA Community Shield.
Pada ekspresi dominan ini, Pep Guardiola jua menempatkan skuadnya di posisi ke 2 klasemen sementara Premier League, menggunakan torehan 45 poin. Sang kampiun bertahan hanya terpaut 5 nomor menurut pemuncak, Arsenal.
Baca Juga :
- Liga Inggris : Trio Tengah Liverpool Dulu Sangar, Sekarang Ambyar
- Rekor PSG Di 16 Besar – Berharap Keajaiban Magis Lionel Messi
Rasa Sekarang
Sukses di City, Bayern Munich dan Barcelona membuat Guardiola menjadi salah satu pelatih terbaik di dunia. Ada yang berani membantah?
Guardiola, di sisi lain, juga tidak sempurna. Pelatih juga manusia, kan? Sepanjang karir kaptennya, Guardiola tidak pernah gagal merekrut pemain. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali.
Claudio Bravo
Resumenya yang cukup panjang menyebutkan Bravo memperkuat Manchester City selama empat tahun dari 2016 hingga 2020. Sebelum hengkang, kiper yang kini berusia 39 tahun itu ingin bertahan lebih lama di Stadion Etihad. Guardiola mendapat kecaman untuk Bravo, yang tidak bersinar sejak bergabung dari Barcelona. bola indonesia
Fans yang kecewa masih ingat apa yang dikatakan Guardiola ketika bersikeras menggunakan jasa Bravo, yang dibeli seharga £17,1 juta.
Pelatih Cile Guardiola mengatakan ketika dia tiba di Stadion Etihad: “Bravo adalah penjaga gawang yang saya kagumi selama bertahun-tahun dan saya senang dia sekarang menjadi pemain City.
Aleksandr Hleb
Tak lama setelah dipecat menjadi manajer senior di Barcelona pada 2008, Guardiola langsung membeberkan daftar pemain yang akan dibawanya ke Camp Nou. Aleksandr Hleb ada di daftar teratas.
Tidak lama kemudian Guardiola menarik gelandang Arsenal itu. Guardiola berharap Hleb bisa tampil maksimal dan kehadirannya di ruang ganti Blaugrana tidak sia-sia.
Mau bagaimana lagi, Hleb tidak memenuhi harapan bosnya. Kesal, Guardiola kemudian mengirim pemain Belarusia itu dengan status pinjaman ke beberapa klub. Guardiola kemudian mengirim pemain itu ke klub Rusia Krylia Sovetov Samara pada 2012.
Serdar Tasci
Guardiola pernah melatih Bayern Munich dari 2013 hingga 2016. Bersama The Reds, ia tak hanya menyerahkan trofi Liga Champions. Dia memenangkan sisanya dan menyimpannya dengan rapi di lemari gurita Jerman.
Namun, selama masa jabatannya, Guardiola dikritik karena lalai dalam keputusannya meminjamkan Serdar Tasc dari Spartak Moscow. Untuk alasan apa? Tanpa Tascia, pertahanan Die Roten tetap kokoh dan stabil, meski beberapa di antaranya saat ini tengah didera cedera. Dipinjamkan selama enam bulan, Tasci hanya bermain tiga kali di Bundesliga.
Dmytro Chygrynski
Chygrynski yang mendarat mulus di Camp Nou dengan rambut gondrong disambut ratusan fans Barcelona yang sudah menunggunya sejak pagi. Guardiola yakin pria bertubuh besar yang diambil dari Shakhtar Donetsk pada 2009 dengan nilai transfer £20 juta itu bisa membawa keberuntungan.
Saat itu, banyak pihak yang meragukan keputusan Guardiola. Banyak yang berpendapat bahwa Guardiola sedang mencari bek lain yang lebih mampu. Tapi Guardiola menutup rapat-rapat telinganya. jadi apa yang terjadi? Yang tinggi ternyata lamban. Para pemain yang kini memperkuat klub Yunani Ionikos tidak bisa memahami dan memahami taktik Guardiola.
Setahun kemudian, seperti yang diharapkan, saudara laki-laki berumur panjang itu dijual kembali ke klubnya Shakhtar Donetsk.
Zlatan Ibrahimović
Mengingat bahwa ketika Pep Guardiola dan Ibra sama-sama berada di Barcelona, mereka seperti tikus bagi kucing. tidak pernah mengerti aku
Ibra didatangkan Inter Milan pada 2009. Namun, pada musim 2011/2012, penyerang asal Swedia itu dipinjamkan ke AC Milan.
Selama berada di Camp Nou, Ibra dan Guardiola kerap terlibat perang mulut. Alasan utamanya adalah Guardiola yang baru-baru ini lebih memilih Lionel Messi sebagai pusat permainan ketimbang Ibra.
Ibra merasa kecewa dan marah. Belakangan, dalam otobiografinya, Ibra langsung menceritakan mengapa ia akhirnya memutuskan hengkang dari Camp Nou. “Jika Anda membeli saya, Anda membeli Ferrari,” tulis Ibrahimovic, mengacu pada Guardiola